Lubukbasung, kaba12.com — Pemerintah Kabupaten Agam berhasil mencatat surplus beras mencapai 189.367 ton, melebihi konsumsi masyarakat per kapita per tahun. Hal ini merupakan bukti bahwa Kabupaten Agam tetap konsisten dalam menggenjot produksi beras daerah, dengan menunjukkan peningkatan hasil produksi setiap tahunnya.
Surplus beras itu, menjadi prestasi tersendiri bagi kabupaten Agam, apalagi ditengah sulitnya pengembangan komoditi padi di berbagai daerah di Indonesia, fokus pengembangan komoditi padi, yang masuk dalam paket komoditas strategis pajale ( padi, jagung, kedele ) yang konsisten digarap pemerintah.
Seperti dijelaskan Kadinas Pertanian Agam Ir.Afdal kepada kaba12.com, termasuk evaluasi dan program strategis bidang pertanian yang digarap pihaknya beberapa tahun tersebut.
Dijelaskan Afdal, dengan asumsi konsumsi beras 130/kg/kapita/Tahun, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk kabupaten Agam tahun 2017 sebanyak 477.523 jiwa, maka kebutuhan konsumsi beras di Kabupaten Agam adalah 73.311 ton.
Berdasarkan data, pada tahun 2017 Kabupaten Agam berhasil memproduksi Gabah Kering Giling (GKG) bersih sebanyak 395.836 ton, meningkat dibanding tahun sebelumnya, dimana pada 2016 sebanyak 347.449 ton. Sehingga ketersediaan beras untuk dikonsumsi adalah 248.347 ton dan non konsumsi 14.331 ton.
Ditambahkan Afdal, produksi padi di Kabupaten Agam, meningkat sampai angka 41.143 ton atau sekitar 13,9 persen dari 367.535 ton pada 2016 menjadi 418.678 ton pada tahun 2017.
“ Selain produksi padi, luas panen juga mengalami kenaikan dari 66.151 hektare pada tahun 2016 menjadi 74.764 hektar pada tahun 2017. Sedangkan luas tanam juga naik dari 68.518 pada tahun 2016 menjadi 76.343 hektar,” jelas Kadistan.Agam itu lagi.
Ditambahkan, capaian ini merupakan hasil dari berbagai program yang menyentuh langsung target di lapangan, khususnya untuk pembangunan pertanian di Kabupaten Agam, seperti bantuan benih unggul, perbaikan jaringan irigasi, pembangunan jalan usaha tani, bantuan alsintan dan dukungan sosialisasi-penyuluhan, termasuk program cetak sawah baru.
“Termasuk cetak sawah baru di Kabupaten Agam tahun 2017 seluas 71 hektar, dimana sebelumnya pada tahun 2016 cetak sawah baru seluas 59 hektar, “ tambah Afdhal. Program cetak sawah baru, merupakan bentuk kemitraan Pemkab Agam dengan TNI untuk terus meningkatkan hasil produksi pangan, khususnya padi.
Bahkan, hasil panen perdana cetak sawah baru di kecamatan Tanjung Mutiara tahun 2017, yang dipanen tanggal 2 Januari 2018, justru “diekspor” ke propinsi yaitu Propinsi Sumatera Utara, karena hasilnya maksimal, “hasil ubinan panen perdana cetak sawah baru cukup memuaskan untuk sawah yang baru ditanami padi, yaitu 4,48 ton/hektar GKG, ” jelas Afdhal bangga.
Dengan hasil produksi padi sepanjang tahun 2017, Kadinas Pertanian Agam itu, meyakinkan ketersediaan beras di Kabupaten Agam mencukupi, bahkan surplus. Sehingga, dengan maraknya pemberitaan bahwa pemerintah akan melakukan impor beras pada tahun 2018, dapat dipastikan bahwa Pemkab Agam justru akan “mengekspor” beras ke daerah lain di Indonesia.
“Surplus beras ini, langkah nyata kita menjaga ketahanan pangan menuju pangan yang berdaulat dan mandiri di kabupaten Agam, ” tegas Afdal dengan mimik serius.
(Harmen)