Kaba Tausyiah

Sikap Ketika Ditimpa Musibah dan Krisis

Islam merupakan agama yang sempurna, tidak ada suatu kebaikan melainkan telah ada anjurannya dalam islam, dan tidak ada keburukan melainkan telah ada peringatannya. Demikian juga, tidak ada permasalahan melainkan telah dijelaskan jalan keluarnya dalam islam. Ketika suatu krisis menerpa kita, maka ada empat hal yang perlu kita tanamkan pada diri kita masing- masing:

Yang pertama: Krisis dan Musibah adalah Ujian dari Allah

Krisis ini terjadi sebagai ujian dari Allah subhanahu wa ta’ala untuk orang-orang mukmin dan istidraj bagi orang-orang munafik dan kafir. Maka hendaknya, kita sebagai seorang mukmin menyikapinya dengan sabar. Allah menyebut krisis harta, kelaparan, dan kekurangan buah-buahan merupakan salah satu ujian buat kita.

Dan Allah juga menjelaskan bagaimana hendaknya seorang mukmin menyikapinya, yaitu dengan bersabar. Allah berjanji akan membalas orang yang bersabar dengan tiga balasan, yaitu: keberkahan yang sempurna, rahmat, dan mendapat petunjuk dari Allah subhanahu wa ta’ala.

Yang kedua: Krisis dan Musibah terjadi disebabkan perbuatan manusia

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (Q.S. Ar-Ruum 30:41).

Maka sudah selayaknya bagi kita untuk tidak mencari kambing hitam karena sesungguhnya noda hitam itu ada pada diri kita sendiri. Sejatinya itu semua merupakan ulah penyimpangan kita sendiri. Jika noda hitam itu sudah hilang dari diri kita niscaya Allah akan angkat musibah-musibah dan krisis-krisis yang menimpa kita.

Yang ketiga: Mengadu, memohon, dan berserah diri hanya kepada Allah

Perlu kita yakini bahwa tidak ada yang mampu mengangkat dan menghilangkan krisis ini kecuali Allah subhanhu wa ta’ala maka hanya kepadaNya kita mengadu, memohon, dan berserah diri.

Akan tetapi yang terjadi di sekitar masyarakat kita sangat memprihatinkan, ketika kemiskinan melanda mereka justru semakin jauh dari Allah subhanahu wa ta’la. Mereka mendatangi klinik-klinik perdukunan, meminta pesugihan, dan mengamalkan amalan-amalan yang mengandung kesyirikan. Maka percayalah tidaklah semua itu menambah mereka kecuali rasa lemah dan kesengsaraan.

Yang keempat: Mencari solusinya

Sebagaimana setiap penyakit pasti ada obatnya, demikian juga setiap permasalahan pasti ada jalan keluarnya. Sedangkan tugas kita hanyalah mencarinya.

Secara umum solusi dari setiap permasalahan yang kita hadapi dan krisis yang ada di tengah kita saat ini adalah dengan kembali kepada ajaran-ajaran islam. Karena sesungguhnya setiap kebaikan akan kita dapatkan ketika kita mengikuti ajaran-ajaran Islam dengan benar dan setiap keburukan akan menimpa kita ketika kita menyekisihi petunjuk-petunjuk Allah dan RasulNya.

Adapun yang mencari solusi pada selain Al-Qur’an dan Sunnah maka akan semakin membawanya jauh dari jalan keluar permasalahannya dan kehidupannya akan semakin sempit.

Yang kedua adalah pengeluaran, untuk apa harta tersebut dikeluarkan. Tanpa kita sadari ternyata pengeluaran yang tidak benar ternyata ikut andil dalam terjadinya krisis ekonomi.

Jika kita melihat Negara penganut sistem kapitalis yang sekarang dilanda krisis seperti Amerika. Kita akan dapati kebanyakan pengeluaran mereka untuk hal-hal yang merusak, seperti: untuk memerangi kaum muslimin, produksi khamr, prostitusi, dan lain sebagainya

Menunaikan zakat

Zakat disamping merupakan tabungan bagi seorang muslim untuk hari akhir kelak, juga merupakan kekuatan yang dahsyat dalam membangun perekonomian ummat. Kita dapati masyarakat yang selalu menunaikan zakatnya, masyarakat tersebut berada dalam kondisi ekonomi yang stabil. Sejarah telah membuktikan hal ini, pada zaman Bani Umayyah dan Bani Abbasiyyah masyarakat muslim berada dalam perekonomian yang bagus, bahkan pada zaman Umar bin Abdul Aziz sudah tidak terdapat lagi faqir miskin.

(sumber: bimbinganislam.com)

To Top