Lubukbasung, KABA12.com — Tahapan demi tahapan pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden, serta Legislatif baik dari tingkat daerah, provinsi hingga DPD-DPR RI, telah mulai dilakukan. Tidak berapa lama lagi akan tiba masanya untuk masing-masing bakal calon dan parpol untuk mengkampanyekan keunggulannya.
Kemungkinan-kemungkinan yang diprediksi bakal muncul dari tahapan-tahapan pesta demokrasi itu sedari awal sudah mulai diantisipasi sejumlah pihak pemangku kepentingan seperti jajaran TNI, Polri hingga aparatur sipil negara disetiap perintahan daerah, dari ancaman gangguan kantibmas yang akan terjadi.
Seperti di Kabupaten Agam, Rabu (19/09) kemarin, sebanyak 250 orang personil telah disiagakan untuk melakukan pengamanan Pemilu 2019 dengan sandi Mantap Brata. Meski wilayah Agam belum memiliki histori pelaksanaan pemilu yang ricuh, namun hal-hal tersebut tetap disigakan demi keamanan dan ketertiban masyarakat.
Akan tetapi, terdapat satu hal yang menjadi kekhawatiran pemerintah setempat yaitunya tentang postingan dan ujaran-ujaran masyarakat di akun media sosial (medsos) yang memicu perselisihan.
Wakil Bupati Agam Trinda Farhan Satria mengatakan, jika zaman dahulu yang membahayakan itu adalah lisan sehingga diharapkan untuk menjaga lidah, namun sekarang di zaman IPTEK yang perlu diantisipasi itu ialah tulisan yang berisi ujaran kebencian, isu perpecahan dan berita hoax.
“Jadi yang harus dijaga sekarang itu adalah jempol. Karena itu yang beraktifitas memposting dan menshare isu perpecahan, ujaran kebencian ataupun berita hoax melalui medsos. Ini yang kita khawatirkan, pertarungan keras di media sosial, karena dampak jangka panjang dapat merusak tatanan masyarakat terutama di Kabupaten Agam,” ungkap Trinda.
Terkait dengan kekhawatirannya itu, Wabup mengajak masyarakat Kabupaten Agam untuk selektif menggunakan medsos.
“Pesan saya untuk masyarakat di Pemilu 2019. Ini pesta demokrasi dari dan untuk masyarakat, mari manfaatkan semaksimal mungkin jangan disia-siakan, karena satu suara akan mempengaruhi negara untuk 5 tahu kedepan. Saya ingatkan untuk lebih selektif menggunakan medsos, jangan begitu mudah terpancing hoax, caci maki dan ujaran kebencian, karena dampak jangka panjangnya akan merubah struktur sosial masyarakat,” pesan Wabup.
Trinda pun berharap, agar masyarakat dapat menerapkan pesan yang ia sampaikan, sehingga pemilihan umum tetap berkualitas, kondusif dan membawa dampak yang bagus bagi Indonesia, Sumbar, serta Agam lima tahun kedepan, “mari menjaga jempol jangan sembarang share, berian komentar dan pemikiran yang positif,” ingatnya lagi.
Disisi lain, pihak kepolisian resor Agam telah membentuk tim cyber dalam menangkal dan menindak pelaku pengumbar ujaran kebencian melalui media sosial. Tim akan berpatroli di dunia maya dan memantau adanya ujaran kebencian, hoax, atau adanya pernyataan yang memicu dan mengakibatkan kerusuhan.
“Karena ini jaringan internet yang terjaring secara internasional, kita hanya menfokuskan patroli cyber di ranah hukum wilayah Polres Agam. Tim tersebut akan berpatroli di dunia maya memantau adaya ujaran kebencian, hoax atau adanya pernyataan yang disampaikan apakah itu caleg ataupun pemilih dalam selama masa tahapan Pemilu 2019. Tim kita sudah ada, dan apa bila ditemukan, tentunya akan ditindak atau ditegakkan hukum sebagaimana penegakan hukum seperti ujaran kebencian, karena kami sudah ada dasar dan petunjuk dari pusat,” sebut Kapolres Agam AKBP. Ferry Suwandi saat diwawancarai KABA12.com, Rabu (19/09), di Lubukbasung.
(Jaswit)
