Ampekangkek, KABA12.com — Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), apresiasi Pembangunan Galeri Sulaman Panampuang Kecamatan Ampekangkek, Kabupaten Agam, Program Pilot Inkubasi Inovasi Desa Pengembangan Ekonomi Lokal (PIID PEL)
Apresiasi itu diberikan Direktorat IV PUED Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayan Masyarakat Desa (PPMD) Kemendes PDTT, Febrian Alyuswar, ST., saat melihat pembangunan rehab Galeri Sulaman Pinjaik Patah Nagari Panampuang Kabupaten Agam, Kamis (26/09).
“Dari sekian TPKK yang telah kita danai, semua sudah berjalan dengan semestinya, termasuk Nagari Panampuang ini,” ujar Febrian Alyuswar.
Walinagari Panampuang, Zulhendra yang menerima kunker Dirjen PPMD Kemendes PDTT menyampaikan, akhir bulan ini pengerjaan galeri sudah selesai dan bisa difungsikan sebagai off taker dan pusat pelatihan, sesuai dengan target awal Nagari Panampuang sebagai Eduwisata Sulaman Tarawang dengan ikon Pinjaik Patah.
“Alhamdulillah sudah banyak progres yang kita lakukan sesuai dengan tahapan anggaran yang dicairkan, mulai dari pelatihan sampai kepada tahap pembangunan galeri ini,” ujar Zulhendra didampingi Ketua TPKK Alwasman Musnir Datuak Palimo Bandaro dan pengurus lainnya.
Zulhendra mengatakan, dirinya ingin Nagari Panampuang menjadi Nagari Madani, Mandiri dalam Kebersamaan. Menurutnya, potensi untuk menjadi nagari (desa) model, tidaklah berlebihan. Industri Kreatif yang ditargetkan menjadi Prukades atau Produk Unggulan Desa terus berkembang.
Industri kreatif diantaranya Usaha Makanan Pangan Lokal, Sulaman, Industri Ukiran Perabot. Khusus Sulaman tradisional akan jadi ikon nagari/prukades yang dikelola BUMNag Panampuang.
“Hampir tiap rumah tangga di Nagari Panampuang bergerak mengelola sulaman. Potensi ini diharapkan meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat nagari. Pendapatannya sekaligus menjadi sumber pendapatan nagari,” harapnya.
Ketua Tim Pelaksana Kegiatan Kemitraan (TPKK) PIID-PEL, Alwasman Musnir Datuak Palimo Bandaro menambahkan, hal unggul yang membuat Sulaman Pinjaik Patah menjadi Prukades yaitunya keunikan jarum yang digunakan untuk memproduksi kain sulam.
Jika normalnya jarum jahit yang digunakan adalah jarum yang tajam, maka tidak demikian dengan sulaman yang satu ini. Untuk membuat sulaman ini, jarum jahit yang digunakan adalah jarum yang sudah dipatahkan atau ditumpulkan pada bagian ujungnya.
Dengan keunikannya itu, perkembangan sulaman pinjaik patah saat ini sangat menggembirakan.
“Sulaman khas Nagari Panampuang ini sebelumnya sudah mencapai pangsa pasar Malaysia. Kedepan kita akan meningkatkan kualitas produk dan pemasaran lebih signifikan lagi,” katanya.
(Jaswit)

Warning: Attempt to read property "term_id" on bool in /home/k7946951/public_html/wp-content/themes/flex-mag/functions.php on line 999