Kaba Terkini

Sunaryo Raih Penghargaan Akademi Jakarta 2017

Jakarta, KABA12.com — Setiap tahunnya Akademi Jakarta memberikan penghargaan kepada seniman maupun sastrawan yang berkontribusi terhadap dunia seni. Kali ini pendiri Selasar Seni Sunaryo Bandung mendapatkan penghargaan yang ke-20 dari Akademi Jakarta.

Penganugerahaan berlangsung di Teater Kecil, kompleks Taman Ismail Marzuki (TIM), semalam. Dalam upacara yang sederhana anggota tim juri penghargaan memberikan sambutan atas terpilihnya Sunaryo.

“Selama hampir dua bulan kami mengadakan rapat membahas kandidat-kandidat. Akhirnya secara mufakat memilih Bapak Sunaryo untuk menerima penghargaan Akademi Jakarta 2017,” ujar Julianti Perani, anggota tim dewan juri seperti dikutip detik.com, Kamis (23/11) malam.

Pemilihan Sunaryo dipilih oleh Edi Sedyawati (ketua tim) bersama Jamal D.Rahman, Julianti Perani, Karlina Supeli, dan Niniek L.Karim. Dalam laporan juri disebutkan Sunaryo yang dikenal sebagai seniman, karya-karyanya kerap mengandung temuan atau sesuatu yang baru. Bisa di wilayah tema, komposisi, maupun teknik.

Pendekatan karya yang digunakan Sunaryo adalah seni kontemporer. Pada 1997, Sunaryo mendirikan Selasar Seni Sunaryo yang diresmikan oleh Dirjen Kebudayaan mewakili Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

“Kesetiaan dan pengabdian Sunaryo untuk dunia seni rupa di Indonesia terlihat sangat nyata lewat eksistensi Selasar Sunaryo Art Space, sebuah ruang untuk kegiatan-kegiatan seni budaya (rupa, musik, teater, film, sastra, arsitektur). Selasar Sunaryo juga mengemban misi menjalankan edukasi untuk publik secara luas,” tulis laporan juri.

Sunaryo yang hadir menerima penghargaan tadi malam tak menyangka dengan anugerah Akademi Jakarta. Sepanjang kariernya sebagai seniman, pria kelahiran Banyumas 1943 silam itu sama sekali tidak berpikir mengenai penghargaan.

“Sepanjang hidup saya tidak pernah terlintas sedikitpun angan-angan atau mimpi untuk memperoleh penghargaan, apalagi penghargaan Akademi Jakarta yang dalam sejarahnya selalu dianugerahkan kepada seniman-seniman Indonesia yang saya kagumi,” tutur Sunaryo.

Akademi Jakarta yang berdiri 1968 silam pertama kali memberikan penghargaan yang bernama Hadiah Seni kepada penyair WS Rendra pada 1975. Selanjutnya anugerah diberikan kepada pelukis Zaini, perupa Gregorius Sidharta, pemusik Nano S, koreografer Gusmiati Suid. Baru di tahun 2005, Akademi Jakarta mengubah sistem dengan memberikan anugerah pada seniman, cendekiawan, dan ilmuwan.

Sejak tahun itu, penghargaan yang bersifat lifetime achievement diraih oleh Amir Pasaribu, Raden Pandji Soejono yang merupakan ahli tradisi lisan Melayu, hingga Tenas Effendi.

(Dany)

To Top