Pakan Kamih, kaba12.com — Bupati Agam Dr.H.Indra Catri mengaku belum puas dengan cara kerja puskesmas dalam mengidentifikasi pasien terduga covid-19, karena banyak hal yang harus ditata dan dikelola dengan baik dalam upaya memutus rantai penyebaran pandemic covid-19.
Ketidakpuasan bupati Agam itu, terutama akibat banyaknya tenaga medis “yang bertumbangan” karena ikut terpapar virus corona pasca berjuang menyelamatkan warga kabupaten Agam yang terinfeksi covid-19 di beberapa kecamatan.
“Puskesmas kita harus kuat, artinya mampu melayani warga terinfeksi tanpa ikut terpapar,” tegas Indra Catri.
Dan untuk memastikan hal tersebut, Sabtu (9/5) bersama Tim I Monitoring Ramadhan Agam yang hadir lengkap, masing-masing ketua harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (GTP2 Covid-19) H.M.Dt.Maruhun, Kepala Bappeda Welfizar, Kepala Dinas PUTR Hamdi, Kadistan Arief Restu, Kadis PMN Teddy Marta, Kadis Parpora Syatria, Kabag Kesra Surya Wendri dan Kabag Protokol-Komunikasi Pimpinan Khasman Zaini.
Bahkan, dalam tim I monitoring Ramadhan Agam, yang secara khusus mengunjungi 4 puskesmas masing-masing puskesmas Maninjau, Matur, IV Koto dan Pakan Kamih, Tilatang Kamang, bupati juga didmapingi jajaran Dinas Kesehatan Agam dan sejumlah dokter.
Moment kunjungan bupati Agam bersama tim monitoring Ramadhan Agam itu, secara khusus ingin mengetahui ketangguhan seluruh Puskesmas di Agam dalam melayani pasien yang datang, khususnya yang terkait dengan virus corona, bahkan seluruh puskesmas yang dikunjungi Bupati Indracatri sengaja meminta dilakukan uji coba dan simulasi khusus penanganan pasien terduga covid-19.
“Simulasi perlu dilakukan secara berkala dalam meningkatkan kesiagaan keterampilan tim medis dalam bekerja. Apalagi dalam melayani pasien covid-19, kesalahan sekecil apapun bisa menimbulkan akibat yang vatal,” tegas Indra Catri.
Menurut Bupati Indra Catri, dampak kelalaian yang dilakukan petugas, bisa berdampak luar biasa bagi pihak lain, bahkan bisa membuat petugas lain terpapar kemudian mentransmisikannya kepada banyak orang, bahkan bisa menjadi panjang dan melebar.
Bupati Agam itu, mencontohkan banyak Rumah Sakit di Indonesia, karena kurang awas dokter dalam bekerja menyebabkan terpaparnya petugas cleaning servis, sopir ambulan, pegawai non medis.
“Yang kita hadapi saat ini bukan kondisi biasa. Oleh sebab itu sikap, perilaku, serta cara berfikir dan perlengkapan kita dalam bekerja pun tidak bisa seperti biasa. Oleh sebab itu petugas kesehatan kita, walaupun sudah hebat, tetap perlu secara berkala melakukan simulai bersama timnya agar lebih meyakinkan, “apa kaji dek di ulang, pasa jalan dek ditampuah,” ulasnya.
Ditegaskan Bupati, semua yang terlibat harus dilihat sebagai bagian dari tim, “Karena sopir, cleaning servis, pegawai non medis harus tunduk kepada suatu komando yakni kepala puskesmas. Seluruh tenaga medis harus bekerja sesuai protap. Kalau tidak, bisa babak belur kita semua, “ tegas Indra Catri lagi.
Upaya memperkuat seluruh puskesmas di kabupaten Agam itu, bupati Agam itu meyakinkan pihaknya selain meminta diakukan simulasi secara rutin dalam langkah penanganan pasien covid-19, juga dukungan kelengkapan APD dan sarana pendukung lain.
Pihaknya juga akan berdiskusi secara khusus dengan beberapa tim dokter dan tenaga medis, termasuk organisasi medis yang ada di kabupaten Agam, untuk mengevaluasi berbagai hal terkait dengan sarana pendukung medis di kabupaten Agam, termasuk membahas langkah-langkah secara tekhnis medis yang harus dilakukan kedepan.
Untuk evaluasi, Bupati Agam Sabtu malam ini, menggelar rapat khusus dengan seluruh kepala puskesmas di kabupaten Agam menggunakan video conference.
HARMEN