Bukittinggi, KABA12.com — Puluhan pelajar SMAN 1 Bukittinggi, menerima Kartu Tanda Penduduk (KTP) Elektronik karena telah berusia 17 tahun. E-KTP itu diserahkan secara simbolis oleh Walikota Bukittinggi, di halaman SMAN 1 Bukittinggi, Kamis (01/11).
Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bukittinggi, Ridwan Effendi, menjelaskan, saat ini pihaknya memiliki inovasi dengan melakukan pelayanan keliling jemput bola perekaman Kartu Tanda Penduduk (KTP) Elektronik ke sekolah yang ada di Bukittinggi. Khusus untuk siswa SMA 1 yang telah melakukan perekaman KTP elektronik sebanyak 55 orang dan ditarget pada bulan Desember 2018 semua siswa SMA di kota Bukittiggi telah selesai semuanya melakukan perekaman KTP elektronik.
“Sebagai upaya percepatan perekaman KTP elektronik bagi pemula, Disdukcapil saat ini memiliki program jemput bola ke sekolah yang ada di Bukittinggi dengan melakukan perekaman langsung di sekolah dan langsung siap tanpa dipungut bayaran. Siswa hanya perlu membawa syarat kartu keluarga,” ujarnya.
Walikota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias, menyampaikan kepada siswa yang telah berusia 17 tahun wajib mempunyai KTP. KTP menjadi kartu identitas diri sebagai warga negara dan telah dinyatakan memiliiki hak pilih.
“Bagi siswa yang telah berusia 17 tahun wajib memiliki KTP, dengan demikian juga telah memiliki hak pilih pada Pemilu bulan April tahun 2019 yang akan datang, gunakanlah hak pilih kalian, kalau belum terdaftar tinggal melapor ke kelurahan,” ujar Ramlan.
Dalam kesempatan itu, Walikota juga mengingatkan kepada pelajar yang telah memiliki KTP, untuk selalu membawa identitas diri itu. Selain itu, juga diberikan nasehat kepada para siswa agar beradaptasi secara baik terhadap perkembangan teknologi dan zaman.
“Jangan sampai tertular dampak negatifnya. Jangan percaya hoaks, jangan akses situs yang tidak baik. Jangan sampai terjerat narkoba, LGBT dan penyakit masyarakat lainnya. Carilah teman yang dapat membangun diri, yang menentukan masa depan anak-anak tidaklah orang lain, juga tidak orang tua tetapi ada pada diri sendiri. Jangan buang – buang waktu kalau tidak ingin menyesal nanti, untuk menghadapi bonus demografi tahun 2030 agar anak – anak lebih menguasai teknologi,” pesannya.
(Ophik)
