Yaman, KABA12.com — Hari ini, tepat 35 tahun yang lalu, ribuan orang tewas akibat gempa yang mengguncang Yaman, sebuah wilayah yang berrlokasi di barat daya jazirah Arab dengan penduduk hanya berjumlah 4,5 juta jiwa. Gempa berkekuatan 6,2 Skala Richter itu meratakan belasan desa.
Seperti yang dikutip Viva.co.id dari New York Times, 15 Desember 1982, gempa itu melanda sejumlah desa yang berada di wilayah-wilayah terpencil di Yaman. Gempa yang mengguncang selama 40 detik mampu meratakan 11 desa, dan membuat 142 desa lainnya rusak parah.
Sebagian besar tempat tinggal warga Yaman terbuat dari batu bata. Namun ternyata tak cukup kuat untuk menyangga gempa. Tiga gempa susulan yang terjadi berikutnya membuat kehancuran bangunan semakin parah.
Perdana Menteri Yaman saat itu, Abdul Karim al-Iryani mengatakan, tim penyelamat mereka kesulitan menjangkau wilayah terpencil. Apalagi sebagian wilayah yang terdampak adalah wilayah yang menjadi kekuasaan kelompok pemberontak dari Front Demokratik Komunis yang selama ini berseberangan dan terlibat konflik dengan pemerintah. Daerah yang paling terpukul, di sekitar Dhamar, 60 mil selatan Sana, ibu kota Yaman, adalah markas gerilyawan.
Akses jalan yang buruk dan komunikasi yang tak berjalan harmonis antara pemerintah dan kelompok-kelompok yang menguasai pedesaan membuat jumlah korban terus bertambah. Dalam dua hari, pemerintah Yaman sudah mengabarkan 1.082 orang tewas. Korban terus bertambah karena banyaknya korban yang tertimbun hidup-hidup. New York Times mengabarkan, beberapa menit usai kejadian 250 anak meninggal saat sekolah mereka runtuh.
Pemerintah Yaman juga dinilai tertutup dan tidak memberikan kemudahan akses bagi organisasi internasional dan negara lain untuk membantu proses evakuasi dan penyelamatan korban. Banyak penduduk desa yang rumahnya tetap berdiri memilih melarikan diri ke luar rumah karena takut terjadi gempa susulan.
Komunikasi yang buruk dan jalan yang hampir tidak dapat dilalui menghalangi usaha tim SAR yang berusaha mencapai ratusan orang yang terkubur hidup-hidup. Yaman, yang dikenal secara resmi sebagai Republik Arab Yaman, adalah wilayah pro-Barat. Tetangga Yaman Selatan, yang dikenal secara formal sebagai Demokrat Rakyat Yaman, memiliki hubungan dekat dengan Uni Soviet.
Dalam sebuah pidato yang disiarkan oleh radio Sana, Presiden Ali Abdullah Saleh menyebutkan, terjadinya penjarahan di beberapa wilayah yang terdampak bencana. Kolonel Saleh, didampingi oleh pembantu sipil dan militernya, mengunjungi rumah sakit Dhamar dan mendesak anggota tentara, polisi dan ‘warga terhormat’ untuk melindungi harta milik rekan senegaranya.
Badan seismologi di Djibouti mengatakan tremor awal yang terdaftar pada mereka adalah gempa mencapai 6,2 Skala Richter. Tiga guncangan berikutnya dalam waktu lima jam masing-masing mencatat 5,4 Skala Richter. Episentrum gempa diyakini berada di Marib, 75 mil sebelah timur Sana. Marib adalah kota bersejarah yang terkait dengan Ratu Sheba, dimana terdapat bendungan dan kuil irigasi kuno.
(Dany)