Kaba Terkini

Waspada Erupsi Marapi, BPBD Agam Gelar Sosialisasi PRB

Sungaipua,kaba12 — Potensi erupsi Gunung Marapi yang relative masih tinggi, membuat berbagai elemen terkait dalam penanganan kebencanaan di kabupaten Agam melakukan langkah antisipatif. Selain pengawasan ekstra pasca ditutupnya aktivitas pendakian dan wisata di gunung api aktif itu, juga mendorong penguatan pemahaman tentang Pengurangan Risiko Bencana (PRB) jika musibah terjadi.

Bahkan, BPBD Agam bersama unsur TNI-Polri bersama pemerintah kecamatan dan baik, baik di Kecamatan Sungaipua maupun di Kecamatan Canduang, intensif menggelar sosialisasi pada masyarakat terkait langkah-langkah antisipasi yang harus dilakukan jika potensi erupsi besar Gunung Marapi terjadi.

Sosialisasi digelar melibatkan berbagai elemen masyarakat untuk membangun pemahaman bersama langkah yang harus dilakukan, jika terjadi ekskalasi erupsi sebagai bentuk kewaspadaan, termasuk pembagian rute dan titik pengungsian dari nagari-nagari sekitar kawasan Gunung Marapi dalam wilayah Kabupaten Agam.

Seperti dijelaskan Bambang Warsito, kepala BPBD Agam menjawab kaba12 di Lubukbasung Senin, (25/12),pihaknya bersama unsur terkait baik BKSDA, BVMBG, BMKG, TNI-Polri dan pemerintahan kecamatan-nagari, saat ini intensif melakukan sosialisasi, baik secara langsung maupun melalui himbauan.

Pasalnya, hingga saat ini Gunung Marapi masih terlihat secara rutin memperlihatkan akrivitas erupsi-nya dengan kolom abu vulkanik dan letusan-letusan yang menyemburkan awan panas dan debu dengan ketinggian rata-rata 800 meter – 1 km, bahkan pekan lalu dampaknya erupsi membuat Bandar Internasional Minangkabau ( BIM ) sempat ditutup, karena abu vulkanik mengganggu aktivitas penerbangan.

“ Untuk antisipasi dan pengurangan risiko bencana, kita intensif melakukan sosialisasi,terkait langkah-langkah yang harus dilakukan jika erupsi terjadi, membagi rute jalur pengungsian di setiap nagari dan menetapkan titik-titik lokasi pengungsian. Kita memberi pemahaman tentang langkah-langkah antisipasi agar masyarakat selalu waspada dalam upaya pengurangan risiko bencana. Mudah-mudahan, apa yang kita kuatirkan tidak terjadi, “ ungkap Bambang Warsito.

Sementara, aktivitas erupsi Gunung Marapi yang intensitasnya cukup tinggi pasca erupsi besar 3 Desember lalu, yang menyebabkan 24 orang dari 75 pendaki yang terdaftar secara resmi meninggal dunia yang disebut-sebut menjadi bencana terparah dalam sejarah pendakian di Gunung Marapi yang saat ini berstatus Waspada Level II dan ditutup untuk aktivitas pendakian.

(HARMEN)

To Top