Bukittinggi, KABA12 — Pemerintah Kota Bukitting melalu Dinas Kesehatan gelar intervensi serentak pencegahanan stunting. Kegiatan ini dilaksanakan di Posyandu Mekar Kelurahan Guguak Bulek Campago Ipuah, Rabu (05/06).
Kepala Dinas Kesehatan, Linda Faroza, menjelaskan, kegiatan intervensi serentak pencegahanan stunting ini merupakan gerakan aksi bersama pencegahan stunting melalui pendataan, penimbangan, pengukuran, verifikasi, intervensi, edukasi bagi ibu hamil, ibu yang memiliki balita, serta calon pengantin.
“Pencanangan pelaksanaan intervensi serentak pencegahan stunting di Kota Bukittinggi ditargetkan pada 11.381 balita dan 2.437 ibu hamil di Kota Bukittinggi. Ini diukur dan diinput 100 persen kedalam aplikasi e-PPGBM (elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) dan ke dalam aplikasi e-kohort nantinya,” jelasnya.
Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar, diwakili, Asisten I, Isra Yonza, menyampaikan, untuk saat ini prevalensi stunting di Indonesia berdasarkan data hasil survey SSGI tahun 2022 sebesar 21,6% dan pada survey SKI tahun 2023 turun menjadi 21,5%. Meskipun terjadi penurunan, namun hanya 0,1 point saja. Dalam hal ini jika tidak dilakukan intervensi secara dini, dikhawatirkan untuk tahun 2024 target yang ditetapakan tidak akan tercapai dimana prevalensi stunting harus di bawah 14% dan wasting di bawah 15%.
“Untuk itu kegiatan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting ini menjadi prioritas bersama, diharapkan dapat mendongkrak kunjungan ibu hamil dan balita datang ke posyandu agar terpantau status kesehatannya, terpantau pertumbuhan dan perkembangannya, sehingga apabila terdeteksi terjadi gangguan tumbuh kembang, secara dini intervensi yang tepat dapat dilakukan,” ungkapnya.
Wako berharap, kepada kecamatan, kelurahan dan puskesmas agar memastikan ketersediaan alat antropometri terstandar yang akan digunakan didalam pengukuran balita di posyandu serta menyiapkan kader-kader terlatih dan terampil guna mendapatkan hasil pengukuran balita dan ibu hamil yang benar dan akurat.-
(Harmen/*)