Kaba Terkini

Kenaikan ‘Tensi’ di Timur Tengah Dongkrak Harga Minyak

Jakarta, kaba12.com — Harga minyak mentah terkerek ke level tertingginya dalam tiga pekan terakhir pada perdagangan Selasa (20/3), waktu Amerika Serikat (AS). Kenaikan tersebut dipicu oleh kenaikan tensi di Timur Tengah dan kemungkinan penurunan lebih jauh produksi minyak Venezuela yang dianggap bisa mengimbangi pertumbuhan produksi AS.

Dilansir dari Reuters Rabu (21/3), harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei menanjak US$1,37 atau 2,07 persen menjadi US$67,42 per barel. Selama sesi perdagangan, harga acuan global ini sempat menyentuh level US$67,88 per barel, tertinggi sejak akhir Februari 2018.

Kenaikan juga terjadi pada harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April sebesar US$1,34 atau 2,2 persen menjadi US$63,4 per barel. Harga WTI bergerak di rentang US$62,08 hingga US$63,81 per barel selama sesi perdagangan berlangsung. Sementara itu, harga WTI untuk pengiriman Mei hanya naik US$1,41 menjadi US$63,54 per barel.

Harga minyak berjangka juga terdongkrak lebih jauh pada perdagangan pasca penutupan (post-settlement), setelah Institut Perminyakan Amerika (American Petroleum Institute/API) merilis data berkurangnya persediaan minyak mentah AS yang di luar ekspektasi.

Berdasarkan data API, persediaan minyak mentah merosot 2,7 juta barel menjadi 425,3 juta barel sepanjang pekan yang berakhir pada 16 Maret lalu.

Data tersebut berlawanan dengan ekspektasi analis yang memperkirakan persediaan malah akan terkerek sebesar 2,6 juta barel. Data resmi pemerintah baru akan dirilis pada Rabu (21/3) pukul 10.30 pagi waktu setempat.

Risiko geopolitik menjadi perhatian utama pada perdagangan kemarin. Terbukti, pada malam pertemuan antara Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Mohammed bin Salman dan Presiden AS Donald Trump, Senin (19/3) lalu, Arab Saudi menyebut kesepakatan nuklir antara Iran dan Negara Adikuasa itu pada 2015 merupakan kesepakatan yang “cacat”.

Trump telah mengancam bakal menarik AS keluar dari kesepakatan antara Iran dan enam negara adikuasa tersebut. Hal itu meningkatkan prospek pengenaan sanksi baru bagi Iran yang dapat mengganggu industri perminyakannya.

“Ada ekspektasi bahwa (Trump dan Pangeran Mohammed) akan mengambil jalur lebih keras terhadap Iran, dan hal ini mendorong harga minyak ke atas,” ujar Analis Senior Price Futures Group Phil Flynn di Chicago.

Kenaikan harga minyak juga ditopang oleh kekhawatiran terhadap produksi minyak Venezuela yang kini hanya di bawah 2 juta barel per hari (bph) atau hanya separuh dari produksi sejak 2005. Hal itu terjadi akibat krisis ekonomi.

Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA) pekan lalu menyampaikan Venezuela rentan terhadap percepatan penurunan produksi. Kondisi Venezuela dapat memicu penarikan baru pada persedian minyak.

Beruntung, pertumbuhan produksi minyak AS, Kanada, dan Brazil telah menahan kenaikan harga. Produksi minyak AS telah melonjak lebih dari seperlima sejak pertengahan 2016 menjadi 10,38 juta bph.

Pesatnya laju peningkatan produksi AS mengancam kesepakatan pemangkasan produksi yang dilakukan oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk menekan suplai minyak global yang melimpah.

Peningkatan selera terhadap minyak mentah AS juga menjadi tantangan OPEC. Pelebaran diskon harga WTI terhadap Brent membuat kilang asing lebih tertarik untuk memproses minyak AS. Sebagai catatan, Brent merupakan harga acuan untuk beberapa minyak di Timur Tengah dan beberapa negara lain.

Premi minyak mentah Brent terhadap WTI naik di atas US$4 per barel pada Selasa lalu.

Kemarin, harga berjangka bensin pada New York Mercantile Exchange naik 2,1 persen menjadi US$1,9659 per galon, tertinggi sejak Agustus 2017.

Data Genscape menunjukkan persediaan bensin di kawasan pelabuhan New York turun sekitar 1,1 juta barel pekan lalu. Reuters memperoleh informasi tersebut dari para pedagang yang melihat data tersebut.

Kenaikan harga juga terjadi pada minyak pemanas sebesar 2,2 persen menjadi US$1,9495 per galon, tertinggi sejak akhir Februari.

(Dany)


Warning: Attempt to read property "term_id" on bool in /home/k7946951/public_html/wp-content/themes/flex-mag/functions.php on line 999
To Top