Tekno, KABA12.com — Bisnis komputasi awan atau biasa disebut cloud merupakan salah satu layanan digital yang paling dibutuhkan saat ini dan kedepannya. Namun kendala teknis dan pemahaman soal cloud yang minim di masyarakat, membuat perkembangan cloud cukup menantang.
Google Cloud cuma satu dari sekian banyak pemain industri cloud di Indonesia. Hal teknis yang kompleks, bahasa yang ruwet, disadari oleh Google sebagai aspek yang menghambat industri ini.
Rick Harshman, Managing Director Google Cloud untuk Asia Pasifik, mengatakan ada dua hal yang mereka siapkan untuk mengatasi kendala itu yakni menyediakan instruktur khusus clouddalam bahasa Indonesia dan meletakkan materi soal cloud ke YouTube.
“Harapannya, perusahaan dan publik di Indonesia bisa mengadaptasi pengetahuan soal cloud ini secepat mungkin,” kata Harshman di Google Cloud Summit seperti dikutip CNNIndonesia.com, Selasa (28/11).
Di samping dua hal tadi, Google juga menyiapkan infrastruktur agar bisnis cloud di Indonesia bisa lebih mulus. Salah satunya adalah proyek pembangunan kabel optik yang membentang 9.000 kilometer dari Australia hingga Singapura.
Untuk proyek itu, Google tergabung dalam konsorsium bersama perusahaan lain seperti Indosat dan Indigo. Proyek ini bertujuan mengurangi latency jaringan internet di Indonesia dan daerah-daerah yang dilalui proyek itu.
Harshman menolak membeberkan nilai proyek tersebut. Namun ia mengaku Google telah mengucurkan belanja modal atau capital expenditure (capex) hingga US$30 miliar untuk infrastruktur jaringan.
“Kami adalah perusahaan non-telekomunikasi yang punya jaringan kabel bawah laut terbesar di dunia,” ia mengklaim.
Google Cloud Platform sendiri baru hadir di beberapa negara Asia seperti Taiwan, Tokyo, Mumbai, Sydney, dan Singapura. Di negara itu juga, Google menempatkan data center.
Untuk data center di Indonesia, Harshman berkilah pihaknya masih mengupayakan hal tersebut. Ia belum bisa menjanjikan sesuatu mengenai ini.
(Dany)