Bukittinggi, KABA12.com — Turunnya harga sejumlah kebutuhan pokok di pasaran tidak mempengaruhi daya beli masyarakat, teruma di kota Bukittinggi.
Dari pantauan KABA12.com di Pasar Bawah hari ini, Selasa (06/06). Banyak pedagang yang hanya bermenung menunggu pembeli datang.
Seperti salah seorang pedagang cabe yang bernama Nurhayati asal Lasi kabupaten Agam, yang mengaku sepinya pembeli.
“Sejak bulan Ramadhan kebanyakan harga barang berangsur turun. Namun, turunnya harga tersebut tidak mempengaruhi daya beli masyarakat,” sebutnya.
Seperti harga cabe yang biasanya dijual dengan harga Rp20.000 hingga Rp24.000 per kilo, kini turun drastis ke harga jual Rp15.000 hingga Rp12.000 dan Rp10.000 per kilogramnya.
“Stok cabe sekarang banyak, jadi harga cabe pada murah,” ulasnya.
Sementara untuk komoditi yang memang sudah melejit sejak awal Ramadhan lalu, seperti bawang putih, masih bertengger diharga Rp40.000 per kilogramnya.
“Biasanya orang membeli 1 kg, 1/2 kg atau 1/4 kg, kini pembeli belinya cuman 1 ons, bahkan 1 biji,” jawabnya dengan suara yang makin memelan.
Disisi lain Kepala Bidang Perdagangan Diskoperindag kota Bukittinggi Alizar mengatakan, kondisi turunnya sejumlah harga kebutuhan pokok itu sudah terjadi sejak Mei lalu. Dimana kota Jam Gadang ini mengalami deflasi hingga -0,44 Persen.
“Bukittinggi mengalami deflasi dari turunnya sejumlah bahan pengeluaran, yang didominasi oleh bahan makanan seperti beras, cabe, sayur dan bahan lainnya,” ujar Alizar saat diwawancarai KABA12.com, Selasa (06/06).
Penyebab turunnya harga jual bahan makanan itu menurutnya dikarenakan banyaknya stok barang dan lancarnya distribusi barang ke pedagang.
“Naik turunnya harga selalu jadi keluhan warga. Kalau harga naik pembeli yang ngeluh, dan jika harga turun petani yang ngeluh. Tapi kita berharap semuanya bisa kembali normal,” katanya.
(Jaswit)