Bukittinggi, KABA12.com — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bukittinggi gencar melakukan sosialisasi antisipasi dampak bencana kepada masyarakat.
Salah satunya sosialisasi pengurangan resiko bencana di Aula SMAN 1 Bukittinggi, Kamis (26/10).
Kali ini sosialisasi kembali digelar dengan simulasi gempa bumi yang diikuti 1.200 pelajar dari kelas X, XI dan XII SMAN 1 Bukittinggi. Materi dikemas secara ringan agar dapat dipahami pelajar dan dipraktekkan jika terjadi bencana, khususnya gempa bumi.
Staf Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD kota Bukittinggi, Reynaldo Seichuba menjelaskan, BPBD terus optimalkan kegiatan sosialisasi bagi siswa-siswa dari tingkat SD, SMP, dan SMA. Untuk itu disusun program informatif dengan konsep sekolah dan madrasah aman bencana.
“Pendidikan tentang kebencanaan terutama tentang bahaya gempa bumi, sangat penting diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat, tidak terkecuali bagi murid Sekolah Menengah Atas (SMA). Materi yang diberikan bagi ribuan siswa SMA Negeri 1 ini juga simpel sesuai dengan usia mereka, berupa pengenalan apa itu bencana, bagaimana usaha untuk mencegah, dan kesiapan apa yang dibutuhkan saat bencana itu terjadi,” jelasnya.
Reynaldo Seichuba menambahkan, sesuai konsep Sekolah Madrasah Aman Bencana Inklusi perlu prioritas utama kepada penyandang disabilitas, dan inklusi oleh pihak sekolah dan keluarga, dengan cara memberi kemudahan bagi mereka untuk dapat dengan segera di evakuasi keluar gedung atau rumah, serta memberikan pendampingan bagi mereka.
Kegiatan kali ini diawali dengan pemasangan tanda jalur evakuasi pada setiap lantai dan ruangan belajar, simulasi evakuasi mandiri oleh seluruh siswa-siswi, pada kegiatan ini terdapat dua oragn siswa yang perlu perhatian khusus, yaitu Kevin yang autis, dan Mayori yang difable atau berkebutuhan khusus.
“Pada simulasi evakuasi mandiri bencana gempa seluruh siswa-siswi mampu merespon tanda peringatan dini bencana gempa dan melakukan penyelamatan diri dengan menjauhi dinding, kaca dan bersimpuh sambil melindungi kepala lalu berlindung di bawah meja sambil menunggu gempa usai, lalu dengan arahan guru mereka segera keluar kelas sambil melindungi kepala dengan tas dan mengikuti penunjuk arah evakuasi menuju tiitk kumpul di lapangan terbuka,” ujarnya.
Pendidikan kebencanaan sangat penting dikenali dari pelajar, mengingat Bukittinggi berada di patahan semangka atau masuk zona rawan gempa. Dengan adanya pengetahuan yang diberikan pada siswa SMA ini, mereka dapat mengetahui bagaimana cara menyelamatkan dan mencari perlindungan saat musibah gempa terjadi.
(Ophik)