Maninjau, KABA12.com — Dampak cuaca ekstrem satu pekan terakhir mengakibatkan ratusan ton ikan mati di danau Maninjau, kabupaten Agam.Kepala UPT Loka Alih Teknologi Penyehatan Danau LIPI Agam, Yoyok Sudarso pada KABA12.com, Senin (04/12) menyebutkan, kematian ikan tersebut diakibatkan karena berkurangnya kadar oksigen didalam air sebagai dampak angin kencang yang melanda sejak Senin (27/11) pekan lalu.
“Ini sama penyebabnya dengan kejadian sebelumnya di Linggai dan sebagian Bayur Desember tahun lalu, karena kekurangan oksigen,” ujarnya.
Menurutnya, untuk normal kadar oksigen yang dibutuhkan ikan di dalam air 4 mg per liter, sementara untuk kondisi saat ini kandungan oksigen yang terlarut cuma 1,26 mg per liter.
Sementar itu, berdasarkan data yang tercatat oleh Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Agam, ada sekitar 100 ton ikan mati di danau vulkanik itu. Ikan tersebut berasal dari 18.000 petak keramba jaring apung milik petani budidaya ikan yang tersebar di 8 nagari disekitar danau, seperti Koto Malintang, Duo Koto, Koto Gadang, Bayua, Koto Kaciak, Maninjau dan Tanjung Sani.
“Hingga hari ini sudah lebih 100 ton ikan milik pembudidaya keramba jaring apung di danau Maninjau mengapung dan mati karena kekurangan oksigen akibat pembalikan air dari dasar danau ke permukaan sejak cuaca hujan dan disertai angin lima hari lalu,” ujar Kadis Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Agam, Ermanto, Senin (04/12).
Sebelumnya pemerintah kabupaten Agam telah mengimbau bahkan mengeluarkan larangan untuk tidak lagi melakukan budidaya ikan di danu Maninjau hingga kondisi danau stabil. Namun hal itu tidak diindahkan warga salingka danau dan tetap melakukan aktifitas tersebut hingga kerugian akibat kematian ikan seperti ini kembali terjadi.
(Jaswit)
