Kaba Bukittinggi

Surat Dilayangkan, Medan Nan Balinduang Harus Kosong dari Kegiatan

Bukittinggi, KABA12.com — Warga Bukittinggi, khususnya para pelaku seni, dikejutkan dengan diterimanya surat dari Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Bukittinggi Nomor.556/ 134/Parpora-Destinasi/III/2018, tertanggal 9 Maret 2018. Surat tersebut berisi tentang  pengosongan kegiatan kesenian dan kios di medan nan balinduang, yang berada di Jalan Lenggogeni (Belakang kantor BNI-red) terhitung tanggal 15 Maret 2018.

Pasalnya, Medan nan Balinduang, merupakan salah satu sarana untuk promosi wisata, adat dan budaya di Bukittinggi. Selain itu, terdapat lima sanggar yang megisi kegiatan kesenian secara bergiliran setiap malam dan telah terjadwal.

Menanggapi hal itu, Kabid Pariwisata, Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga, Hj.Suzi Yanti, menjelaskan, surat edaran itu lahir dalam rangka revitalisasi pedestrian Jam Gadang. Bangunan Medan nan Balinduang dan sekitarnya masuk dalam areal revitalisasi. Untuk itu, terbit surat edaran dinas pariwisata untuk penghentian kegiatan pertunjukan kesenian di Medan nan Balinduang.

“Dinas pariwisata telah bersepakat untuk memberikan ruang bagi sanggar kesenian melakukan kegiatan keseniannya di Medan Nan Balinduang jelang revitalisasi pedestrian dikerjakan. Artinya menjelang pekerjaan dimulai, kami dari dinas pariwisata akan bermusawarah dengan pemilik sanggar untuk mencari solusi pemindahan kegiatan kesenian. Sebab kegiatan kese nian itu sangat dibutuhkan dalam rangka mempromosikan kota Bukittinggi,” ujarnya.

Hal itu dibenarkan Kepala Disparpora Bukittinggi, Erwin Umar, menjelaskan, surat itu sebagai salah satu langkah, sebelum pemerintah akan melakukan revitalisasi pedestrian Jam Gadang. “Medan nan  Balinduang juga menjadi salah satu kawasan yang akan dibenahi,” jelasnya.

Erwin menegaskan, aktivitas kesenian nantinya tidak dihentikan namun akan dicarikan solusi penempatan yang baru. Tidak tertutup kemungkinan nantinya pertunjukan seni dipindahkan ke RRI dan ada beberapa hotel yang bisa direkomendasikan.

“Ini yang masih kita rembukkan bersama. Kita akan musyawarahkan dengan pihak PHRI dan ASITA serta pelaku seni di Bukittinggi nantinya,” ungkap Erwin.

(Ophik)

To Top