Bukittinggi, KABA12.com — Sebanyak 30 Pengelola Perpustakaan Sekolah di kota Bukittinggi mengikuti bimbingan teknis di aula eks. Pusido Gulai Bancah, Selasa (22/08).
Kegiatan yang dibuka Wakil Walikota didampingi Kepala dinas perpustakaan dan kearsipan itu mengangkat tema Perpustakaan Pengusung Peradaban, Pustakawan Pengawal Ilmu Pengetahuan.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Bukittinggi Novri menjelaskan, dalam mewujudkan visi dan misi Bukittinggi, DPK harus mencari strategi dan inovasi. Salah satunya dengan meningkatkan profesionalitas pengelola perpustakaan di sekolah dengan memberikan bimbingan teknis.
“Bimtek berlangsung selama tiga hari 22 hingga 24 Agustus 2017, diikuti peserta 30 pengelola pustaka SD, SMP dan MTSN. Ini dilakukan untuk meningkatkan kinerja, tugas dan tanggung jawab pembinaan sumber daya manusia dalam rangka memperdalam ilmu pengetahuan dan teknik kepustakaan,” jelasnya.

Bimtek menghadirkan pemateri datang dari unsur pimpinan yatu wakil walikota dan sekretaris daerah, unsur akademis dosen dari Unand dan IAIN Imam Bonjol Padang. Lalu dari unsur praktisi dan birokrasi dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Propinsi Sumbar, UPT Perpustakaan Nasional Bung Hatta dan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Bukittinggi.
Wakil Walikota Bukittinggi, Irwandi memaparkan, peningkatan kompetensi tidak saja untuk pengelola perpustakaan sekolah, tapi juga perpustakaan yang dikelola masyarakat. Karena keberadaan perpustakaan berbanding lurus dengan kemajuan peradabannya sebuah bangsa.
“Tidak ada bangsa yang maju tanpa perpustakaan yang maju. Peran perpustakaan dalam globalisasi sangat penting. Sebab perubahan dunia yang cepat sebagai akibat globalisasi memacu masyarakat untuk mendapatkan dan memberdayakan sumber-sumber akses informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu,” ulasnya.
Irwandi melanjutkan, peran perpustakaan di era digital, dituntut untuk lebih aktif dalam memberikan layanan informasi yang dibutuhkan penggunanya. Dalam pelayanan perpustakaan harus mengacu pada efisiensi dan efektifitas waktu. Sehingga pengguna terpuaskan dengan layanan yang ada.
Pengguna tidak perlu lagi datang ke perpustakaan, tapi hanya lewat layanan telpon, sms, chatting, e-mail yang disediakan oleh perpustakaan. Sehingga pustakawan pun dituntut untuk berperan aktif dalam melayani kebutuhan penggunanya. Terutama memacu perkembangan perpustakaan dalam genggaman.
(Ophik)