Kaba Pemko Bukittinggi

Satgas P2TP2A Punya Peran Cegah Kekerasan Perempuan

Bukittinggi, KABA12.com — Pemerintah Kota Bukittinggi melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3APPKB) berkomitmen untuk mengantisipasi dan mencegah terjadinya kekerasan terhadap perempuan di kota wisata. Hal ini dibuktikan dengan terus melakukan penguatan terhadap Satgas Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A).

Sekretaris DP3APPKB Bukittinggi, Emil Anwar menjelaskan bahwa Satgas P2TP2A dibentuk untuk mewujudkan kesejahteraan, keadilan dan kesetaraan gender di berbagai dimensi kehidupan perempuan dan anak secara menyeluruh. Untuk itu dibutuhkan penguatan pemahaman terkait tugas-tugas pencegahan dan penanganan kekerasan khususnya terhadap perempuan.

“Saat ini sudah ada delapan satgas per kelurahan. Tugasnya mereka adalah berupaya agar permasalahan keluarga, terutama yang berpotensi mengakibatkan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga, khususnya terhadap perempuan dapat diatasi dan ditangani secara proporsional. Kegiatan penguatan satgas P2TP2A akan terus dilakukan secara berkesinambungan,” jelasnya.

Emmalia, Kasi Pencegahan dan Penanganan Kekerasan terhadap Perempuan (P2KP) Dinas P3APPKB menyampaikan, bahwa salah satu program penguatan yang telah dilakukan adalah mengadakan sosialisasi dengan menghadirkan psikolog Adriano Rusfi dari Yogyakarta sebagai narasumber. Kegiatan tersebut menghadirkan seluruh satgas tiap kelurahan di Bukittinggi.

Dalam prosesnya, ternyata masih banyak satgas yang belum memahami tugas pokok dan fungsinya sebagai satgas. Selain itu, mereka juga masih membutuhkan pengetahuan lebih tentang Standard Operational Procedure (SOP) ketika menerima laporan adanya kekerasan terhadap perempuan hingga langkah-langkah penanganannya. Karena setelah dilakukan survey di sejumlah kelurahan, ternyata masih ditemukan adanya indikasi permasalahan keluarga yang bisa menyebabkan terjadinya fenomena sosial yang menjadikan perempuan sebagai korbannya.

“Dari hasil survey yang kita lakukan pada tahun 2017 lalu, terlihat bahwa ternyata masih ada perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Bukan hanya kekerasan fisik, namun juga terjadi kekerasan psikis yang berbentuk pengabaian seorang suami terhadap istri, penghinaan (kata-kata kasar) dan ketidaksetiaan pasangan. Walaupun persentase yang terlihat dari jawaban responden tergolong kecil yaitu kurang dari 4% dari jumlah seluruh responden survey sebanyak lebih kurang 1400 orang perempuan, tidak bisa kita merasa tenang. Apabila hal ini tidak kita sikapi dengan bijak dan waspada, maka yang menjadi korban selanjutnya adalah anak-anak. Kondisi ini sebisa mungkin kita minimalisir,” ungkap Lia kepada KABA12.com, Selasa (27/02).

Sosialisasi yang dilakukan Senin (26/02) lanjut Lia, mengangkat tema “Satukan Tekad, Lindungi Perempuan dan Anak dari Tindak Kekerasan”. Tindak lanjut ke depannya, DP3APPKB akan membentuk Forum Bundo yang ditujukan khusus untuk perempuan di Kota Bukittinggi.

“Dibentuknya forum ini bertujuan untuk memberikan pembekalan bagi para perempuan untuk mengingat-ingatkan kembali kepada fitrahnya sebagai perempuan, dengan berdasarkan pada syariah, adat istiadat, dan sudut pandang psikologi Islam,” ulasnya.

(Ophik)


Warning: Attempt to read property "term_id" on bool in /home/k7946951/public_html/wp-content/themes/flex-mag/functions.php on line 999
To Top