Catatan 12

Ramadhan Bersama Keluarga

Oleh : Sri Dismayanti

Bulan Ramadhan adalah bulan yang istimewa dibandingkan 11 bulan yang lainnya.

Dibulan ini pahala amalan-amalan seorang hamba akan digandakan. Sehingga inilah moment untuk panen pahala. Selain itu di bulan Ramadhan juga terbukanya pintu-pintu ampunan dari Allah SWT. Ramadhan bisa kita rasakan sebagai bukti rahmat, kasih sayang Allah kepada hambanya. Bagaimana tidak, jika setiap amal puasa dibalasi dengan balasan tanpa batas, setiap kewajiban digandakan pahalanya menjadi 70 kali lipat dan amalan sunnah diganjari setara dengan amalan yang wajib jika dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Bulan dimana tidurnya hamba dinilai sebagai ibadah dan nafas-nafas pun menjadi tasbih, setiap doa-doa mereka yang berpuasa pun akan diijabahNya. Adakah moment yang lebih spesial melainkan di bulan ramadhan ini?

Ramadhan bersama keluarga tentu akan lebih bermakna dan spesial dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Saat yang selalu ditunggu dan dirindukan oleh keluarga, karena di Ramadhan inilah kebersamaan spesial yang tidak bisa ditemukan pada bulan-bulan lainnya. Kenangan apa yang lebih indah bersama keluarga melainkan kenangan di bulan Ramadhan?

aat-saat bersama keluarga ke mesjid, waktu berkumpul dengan saudara, teman dan tetangga atau berjamaah di rumah dengan orang tua. Masa-masa indah ini akan kita dapati di bulan ini.

Wajar jika orang tua merasa berat berpisah dengan ananda disaat bulan Ramadhan. Maka tidak jarang orang tua yang anaknya akan pergi merantau, berkata, “Nanti setelah Ramadhan dan Idul Fitri saja nak berangkatnya”. Kesedihan apa yang lebih dirasakan orang tua ketika mengingat anak-anaknya, melainkan kesedihan ketika mengingat anak-anak di bulan Ramadhan. Membayangkan saat mereka sendiri makan sahur dan berbuka, dan saat-saat merindukan masa-masa beribadah bersama.

Dsamping itu, Allah mengatakan di dalam Al Qur’an Surat At Tahrim Ayat  6, “Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu,….”. Maka  orang tua yang telah diberika amanah oleh Allah untuk menjada keluarga, dapat menjadikan Ramadhan sebagai saat yang paling tepat untuk mendidik anak-anak.

 Melatih mereka menjadi anak-anak yang terbiasa meninggalkan sesuatu yang dilarang seperti menjaga lisan dan memerintahkan untuk bersabar. Dan saat-saat membiasakan mereka bangun lebih awal dan memperbanyak ibadah.

Ramadhan adalah bulan dimana keluarga terasa lebih dekat. Anak-anak mengunjungi orang tua sebelum Ramadhan, menziarahi dan mendoakan keluarga yang telah meninggal. Perselisihan pun akan bisa cair menjelang Ramadhan. Anak-anak yang bersetegang dengan orang tua, dengan rendah hati meminta maaf kepada orang tua sebelum bulan puasa.

 Saudara yang punya salah faham pun memanfaatkn moment Ramadhan untuk menghilangkan segala permusuhan.

Adalah sesuatu yang sangat rugi jika kita tidak mampu memanfaatkan moment Ramadhan ini menjadi lebih spesial. Betapa tidak berartinya ramadhan, ketika kehidupan kita di bulan Ramadhan tidak berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Suatu kejahilan ketika kita tidak mampu mengambil peluang-peluang yang telah diberikan oleh Allah ini.

Ramadhan spesial bersama keluarga tentu akan lebih optimal jika kita mempersiapkan penyambutannya terlebih dahulu.

Adapun yang bisa kita lakukan antara lain, Pertama menciptakan suasana gembira dalam keluarga akan kedatangan tamu agung yang istimewa.

Tamu yang membawa banyak kebaikan dan hadiah spesial, tentu tidak bisa disambut dengan perasaan biasa-biasa saja.

Perasaan awal dalam menyambut kedatangannya akan memberi pengaruh besar saat tiba masanya. Berbeda jika dsambut dengan perasaan biasa-biasa saja atau terpaksa, maka kedatangan Ramadhan, mungkin tidak akan bermakna atau malah menjadi bencana. Jangan sampai kita menjadi orang yang tidak senang dengan kedatangannya karena merasakan akan menggangu aktifitas atau menghalangi kemaksiatan dan kesenangan yang biasa dilakukan.

Kedua, melatih keluarga untuk menjalankan ibadah lebih baik sebelum Ramadhan, akan memberikan hasil yang lebih optmal. Mengingatkan untuk shalat lebih tepat waktu, bangun lebih awal, memperbanyak shalat dan puasa sunah atau meningkatkan tilawah Al Quran, tentu kan memberikan hasil yang lebih baik.Sebaliknya, latihan di bulan Ramadhan akan memberikan kebiasaan yang baik jika terus dilanjutkan setelah Ramadhan.

Dalam sebuah riwayat, Usamah bin Zaid pernah berkata kepada Rasulullah saw., “Wahai Rasulullah, saya tidak pernah melihatmu berpuasa dalam satu bulan lebih dari bulan-bulan yang ada, seperti puasamu di bulan Sya’ban.”

 Rasul bersabda, “Itulah bulan yang manusia lalai darinya antara Rajab dan Ramadhan dan merupakan bulan yang di dalamnya diangkat semua amal kepada Rabbul’alamin. Saya suka diangkat amalan, sedangkan saya dalam keadaan berpuasa.” (HR an-Nasa’i).

Ketiga, memberikan motivasi dan pemahaman tentang ibadah dan keutamaannya di bulan Ramadhan. Ketiadaan ilmu, menjadi salah satu penyebabkan kesalahan di dalam beramal. Kadang kita temukan ada orang yang tidak berpuasa dengan alasan bahwa dia tidak terbangun waktu sahur. Bisa jadi karena menganggap sahur itu bagian dari kewajiban berpuasa atau karena sudah memastikan diri bahwa dengan tidak sahur dia pasti tidak akan kuat untuk berpuasa.

Atau kita temukan ada yang tidak berpuasa disebabkan karena banyaknya kegiatan seperti membuat kue, menjual makanan berbuka, sehingga merasa lebih afdhol jika tidak berpuasa dengan alasan, nanti saja di ganti di hari yang lain.

Artinya dia tidak memahami bahwa puasa di bulan Ramahan adalah kewajiban yang tidak boleh di tinggalkan kecuali dengan alasan yang syar’i. Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang berbuka d bulan Ramadhan tanpa uzur, maka tidak akan dapat diganti  selamanya,walaupun dia berpuasa sepanjang masa”. (HR. Ibnu Syaibah, dari Ali ra)

Keempat, membuat target. Mengingatkan keluarga untuk membuat target dan membuat siasat untuk tercapainya target. Misal jika kita punya target menamatkan bacaan Al Qur’an di bulan Ramadhan, maka kira-kira dalam satu hari kita harus sudah bisa menamatkan 1 juz. Jika dirasa berat jika dibaca sekaligus maka bisa dengan bertahap seperti 4 halaman setiap shalat. Untuk remaja putri dan ibu-ibu muda, tentu tidak bisa dengan target 1 juz satu hari, karena adanya masa haid.

Maka target bisa lebih di perpendek misal dengan 20 hari saja. Artinya dalam satu hari 1,5 juz atau 6 halaman setiap shalat. Target bersama keluarga tidak perlu terlalu besar. Yang penting ada kebersamaan, sekalian orang tua bisa mencek sejauh mana kemampuan anak-anak membaca Al Qur’an.

Diantara aktifitas yang yang amat penting  dibulan Ramadhan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah sekaligus menciptakn kebersamaan dalam keluarga antara lain :

  1. Sahur dan berbuka bersama. Ramadhan adalah moment dimana waktu makan kita akan bisa selalu berkumpul bersama keluarga. Dihari lain mungkin kita tidak sempat berkumpul bersama saat makan. Maka di saat sahur dan berbuka di bulan Ramadhan, boleh dikatakan saat-saat berkumpul yang sangat efektif bagi keluarga untuk menciptakan keakraban dan kebersamaan. Anak-anak biasanya membantu ibu menyiapkan hidangan perbukaan dan membereskan setelah selesainya. Makanan istimewa untuk ananda yang baru belajar berpuasa, biasa disediakan sebagai reward baginya dan menambah semangat dan kebahagiaannya. Benarlah kalau Rasulullah ucapan Rasulullah, “Bagi orang yang berpuasa, ada dua kegembiraan, yaitu kegembiraan saat berbuka dan kegembiraan saat bertemu dengan Tuhannya” (HR.Bukhari). Sungguh heran jika ada anggota keluarga yang membohongi keluarganya, dengan tetap sahur tetapi tidak berpuasa. Dan kemudian berpura-pura sibuk juga ketika menyambut waktu berbuka.

Untuk lebih mudah bangun di waktu sahur, maka waktu tidur juga harus diperhatikan dengan menyegerakan waktu tidur agar bisa bangun lebih awal. Porsi makanan juga harus diperhatikan agar tidak menyebabkan mengantuk dan menimbulkan kemalasan dalam beribadah. Sebagaimana Rasulullah mengajarkan agar membagi lambung kepada tiga bagian, sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk air dan sepertiga untuk udara.

  1. Membaca Al Qur’an. Bulan Ramadhan adalah Syahrul Qur’an. Bulan dimana diturunkannnya Al Qur’an. Dan membacanya merupakan ibadah yang sangat besar. “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka dia akan mendapatkan satu kebaikan, sedangkn satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipat” (HR. At Tirmidzi). Apalagi di bulan Ramadhan maka pahala satu ayat bisa mencapai pahala satu Al Qur’an. Tentunya bersama keluarga, akan semakin semarak, disamping menambah keakraban, ayah bunda juga akan mendapatkan pahala mendidik ananda yang merupakan suatu kewajiban.
  2. Shalat berjamaah. Suasana Ramadhan akan lebih indah dengan menjadikan shalat berjemaah menjadi kebiasaan. Bagi anggota keluarga laki-laki bisa dilakukan di mesjid. Anggota keluarga yang perempuan bisa berjemaah di rumah. Jika dilakukan di mesjid pun tidak masalah.
  3. Melatih anak-anak bersedekah. Saat kanak-kanak, orang tua saya selalu membekali kepergian ke mesjid dengan uang infaq. Disamping cara itu kita juga bisa melatih anak-anak untuk berinfaq dengan menyediakan celengan khusus infaq di rumah yang bisa mereka berikan nanti kepada pihak-pihak yang membutuhkan.

Demikianlah sekilas yang bisa kita lakukan untuk menikmati Ramadhan bersama keluarga. Tentunya ayah dan bunda memiliki cara-cara sendiri yang bisa dilakukan untuk menjalani Ramadhan lebih spesial dengan keluarga.

0Shares
To Top