Kaba Terkini

MODEL PEMBELAJARAN PENANAMAN JIWA ENTREPRENEURSHIP INS KAYUTANAM (Bagian II)

Oleh: PARIADI

E-mail: pariadidesip@yahoo.com

Penelitian ini berfokus pada penyusunan sebuah model, yaitu Model Pembelajaran INS Kayutanam dalam Menanamkan Jiwa Entrepreneurship. Model ini disusun dan dievaluasi,  serta kemudian diujicobakan melalui serangkaian kegiatan penelitian. Model ini dikenal juga dengan model prosedural, yaitu model deskriptif yang menggambarkan alur atau prosedur yang harus diikuti untuk menghasilkan produk tertentu.

Kelima langkah ADDIE tersebut dapat dikelompokkan dalam tiga tahapan penelitian sebagai berikut: Penelitian deskriptif, Penelitian  pengembangan, dan Penelitian pengujian validita, praktikalitas dan efektivitas model.

Subjek ujicoba model pembelajaran dilaksanakan  di kalas XI SMA INS Kautanam yang berjumlah 26 orang, terdiri dari 12 orang jurusan IPA, dan 14 orang jurusan IPS yang melibatkan guru yang mengajar dikelas  XI, teknik yang dianjurkan dalam pendekatan kualitatif seperti obsevasi, wawancara, studi dokumen dan angket. Teknik kuatitatif yang digunakan adalah uji t.

Pengembangan model diawali dengan Pengembangn visi dan misi sekolah yang berorientasi entrepreneurship antara lain adalah Mempersiapkan warga negara yang bertaqwa, mandiri, berinovasi, kreatif, berjiwa enterpreneur, serta siap membangun bangsa dan negara dengan keterampilan keprofesian berdasarkan ilmu pengetahuan, talenta/bakat, serta berbudi pekerti luhur dan beretos kerja dan dapat menjadi tauladan.

Empat misi pengembangan INS Kayutanam sebagai berikut: 1) Mendidik, menyalurkan dan mengembangkan keilmuan talenta/bakat sesuai dengan keinginan siswa, 2) Mendidik dan mendorong jiwa enterpreneurship dan kemandirian di dalam hidup bermasyarakat dengan tidak meninggalkan kemampuan akal dan logika dalam berfikir,3) Mendidik dan mendorong siswa berfikir dan berwawasan luas ke depan, gigih, mempunyai inovasi dan kreativitas yang terus menerus, tidak mudah menyerah dan beretos kerja dan Mendidik siswa menjadi bagian masyarakat yang berbudi dan berakhlak mulia yang patut ditauladani.

Model pembelajaran adalah suatu kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu (Winataputra, 2001).

Model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu, (2) mempunyai misi atau tujuan tertentu, (3) dapat dijadikan pedoman  untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas,(4) memiliki bagian-bagian model yang dinamakan: (a) urutan langkah-langkah pembelajaran (sintak), (b) adanya prinsip-prinsip instruksional, (c) sistem sosial, dan (5) sistem pendukung, (6) memiliki dampak instruksional dan dampak pengiring sebagai akibat terapan model pembelajaran, dan (7) membuat persiapan pembelajaran (desain instruksional ) dengan pedoman model pembelajaran yang dipilih.

Sintak adalah urut-urutan kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir. Sintak  menunjukkan penahapan kegiatan-kegiatan tersebut sehingga jelas harus memulai dari kegiatan apa. Sintak  Pembelajaran Penanaman Jiwa Kewirausahaan di INS Kayutanam adalah sebagai berikut:

  1. Menghangatkan suasana belajar dan memberi motivasi tentang pilihan profesi sebagai wirausahaan selain menjadi PNS
  2. Menjelaskan nilai-nilai jiwa kewirausahaan yang terdapat dalam materi tatap muka yang akan dipelajari.
  3. Melakukan kegiatan mengaitkan materi terdahulu serta mengaitkan dengan pentingya penanaman nilai jiwa kewirausahaan.
  4. Menjelaskan skenario pembelajaran penanaman jiwa kewirausahaan mulai dari pendahuluan, kegiatan inti dan penutup.
  5. Melakukan proses afeksi berupa penanaman nilai jiwa kewirausahaan seperti kerja keras, inovasi, kreativitas, kepercayaan terhadap diri sendiri dan lain-lain.
  6. Guru meminta siswa melakukan kontektualisasi terhadap nilai jiwa kewirausahaan yang ditanamkan terhadap kehidupan sehari-hari
  7. Guru dan siswa bersama-sama mengrefleksikan tentang nilai jiwa kewirausahaan dan aktivitas belajar yang telah dilakukan.
  8. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dipelajari
  9. Guru melakukan evaluasi dan proses pembelajaran termasuk pemantauan dan penilaian nilai jiwa kewirausahaan yang ditanamkan.
  10. Guru meminta siswa untuk melakukan tindak lanjut dalam bentuk karakterisasi (internalization).

Prinsip-prinsip reaksi atau principle of reaction  yaitu cara bagaimana kita melihat peserta didik dan memberlakukannya. Pendidik harus dapat memberi ruang yang luas bagi kemerdekaan belajar untuk tumbuh dan berkembangnya kreativitas dan inovasi hingga siswa menjadi aktif dan kreatif. 

Guru mengurangi memberi intruksi dan pengarahan yang agak ketat dan tidak memberi komentar komentar yang menyalahkan dan bersifat evaluatif. Prinsip pembelajaran yang dikembangkan dalam berkreativitas disanggar dan bengkel ketrampilan adalah tidak boleh meniru “sebentuk”, tetapi dapat melakukan pengembangan dengan prinsip “senilai”.

Prinsip yang menjadi ciri khas INS Kayutanam adalah penerapan konsep “Ruang Pendidik” dimana seluruh sarana prasarana, SDM dan seluruh potensi sumberdaya alam yang ada di ruang kampus adalah sarana belajar, dan setiap SDM yang ada adalah pendidik untuk tumbuh dan berkembangnya potensi dan bakat siswa.

(Bersambung)

To Top