Bukittinggi, KABA12.com — Komisi Penanggulangan Aids (KPA) dalam tugasnya sebagai mitra pemerintah dalam upaya penanggulangan HIV & AIDS sangatlah berarti. KPA sangat signifikan menyentuh masyarakat secara langsung melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penderita penyakit yang masih belum ditemukan obatnya ini.
Untuk mengoptimalkan Kinerja kedepannya, KPA bersama PDPAI (Persatuan Dokter Peduli Aids Indonesia) menemui Dinas Kesehatan dan Walikota Bukittinggi, Kamis (20/10) di Balaikota Gulai Bancah. Dalam pertemuan singkat tersebut, pemerintah bersama komisi penanggulangan Aids dan para dokter meremukkan solusi untuk mengatasi kasus ini.
“Jumlah kasus HIV & AIDS di Bukittinggi selama ini digemborkan tinggi, padahal tidak demikian. Kita mempunyai Rumah sakit rujukan (RSAM) dari berbagai daerah, jadi banyak warga dari daerah lain yang berobat disini, makanya angka kasus tersebut demikian. Jika dilihat data sebenarnya kasus HIV di Bukittinggi malah turun 30%. Untuk itu kami mendatangi Walikota untuk mencarikan solusi yang tepat untuk kasus ini.” Ungkap sekretaris KPA, Marshal pada KABA12.com.
Kepala dinas kesehatan menjelaskan, selama ini KPA dan PDPAI sangat signifikan membantu dalam menanggulangi kasus HIV ini. “KPA lebih mudah menjangkau masyarakat dari pada petugas Dinkes yang berseragam putih, karena ada sebagian dari penderita yang tidak mau terbuka dengan kami dari Dinkes, akan tetapi dengan KPA mereka mau. Jadi KPA sangat membantu sekali.” Ujar Syofia Dasmauli.
Ditemui ditempat terpisah, Walikota Bukittinggi M. Ramlan Nurmatias sangat mendukung tugas yang dilaksanakan oleh KPA. “Kita sangat terbantu sekali dengan adanya KPA. Bukittinggi memang tinggi jumlah kasus HIV nya tapi itu tidak murni dari warga Bukittinggi, tetapi dari warga daerah lain yang melakukan pengobatan disini. Untuk memaksimalkan kinerja Komisi Penanggulangan Aids kita akan tambah anggarannya dari Rp 300 juta menjadi Rp 500 juta. Itu dialokasikan dari dana hibah.” Tutur orang nomor satu di Bukittinggi ini, Jumat (21/10).
Melalui tim pencegah penyakit HIV & AIDS ini, pemerintah akan terus meningkatkan melakukan sosialisasi kepada faktor beresiko. Seperti, para pelajar yang masih di bangku pendidikan, orangtua serta memotivasi para pengidap untuk terus semangat menjalani hidup.
(Jaswit)
