Bukittinggi, KABA12.com — Kekompakan tampak pada reses anggota DPRD Bukittinggi, Asril, SE, yang menjemput aspirasi warga bersama anggota DPRD provinsi, H. Murdani, SE, MM, di kelurahan Campago Ipuah, kecamatan MKS, Minggu (27/08).
Reses dua wakil rakyat dari fraksi Nasdem ini, dihadiri ratusan masyarakat, niniak mamak dan tokoh masyarakat, khususnya di kecamatan Mandiangin Koto Selayan.
Anggota DPRD Bukittinggi, Asril, SE menjelaskan, dalam kegiatan menjemput aspirasi masyarakat ini, ia sengaja melaksanakan reses bersama dengan anggota DPRD provinsi dengan maksud, agar seliruh aspirasi yang disampaikan warga, dapat langsung didengar dan disampaikan kepada pemerintah provinsi.
“Mana persoalan terkait dengan Bukittinggi kita langsung koordinasikan dengan pihak pemko. Jika terkait dengan provinsi, bisa langsung diterima oleh saudara kami Murdani dan dikoordinasikan dengan pihak pemprov,” jelasnya.
Dalam reses ini, Asril, SE juga menyampaikan sejumlah pokok pikirannya sebagai salah satu anggota dewan. Diantaranya bidang pendidikan, smart city dan beberapa kegiatan di bidang sosial, kesehatan dan kemasyarakatan sesuai dengan kebutuhan dari masyaarakat itu sendiri.
Joni Amanda mewakili warga MKS, khususnya kelurahan Campago Ipuah menyampaikan sejumlah keluhan terkait dunia pendidikan. Khususnya pendidikan SMA yang kebijakannya diambil alih provinsi. Selain itu juga ada pertanyaan tentang kesehatan lansia serta sejumlah pembangunan fisik.
“Banyak anak-anak kami yang terlantar akibat kebijakan ini. Proses penerimaan peserta didik baru juga dirasa tidak merata. Selain itu, ada juga ada wacana kebijakan full day school yang sangat memberatkan siswa,” jelasnya.
Dari pertanyaan itu, Asril, SE menjelaskan full day school memang menjadi persoalan. Sehingga memaksa sekolah mengurangi jumlah murid per kelas. Namun DPRD bersama pemko Bukittinggi telah mengupayakan untuk mengantisipasi masalah tersebut.
“Dari 1870 anak yang tidak masuk sekolah negeri, setelah diupayakan berbagai usaha, kini tinggal 290 yang tidak diterima di sekolah negeri dan sudah diakomodir oleh sekolah swasta yang notabene kualitasnya tak kalah dengan sekolah negeri,” jelasnya.
Menguatkan itu, anggota DPRD provinsi, Murdani mengungkapkan, jawaban dari anggota dewan dalam reses ini, bukan hanya angin surga. Tapi akan diperjuangkan untuk merealisasikannya.
“Khusus untuk pendidikan, kami akan terus perjuangkan. Bukittinggi diperkirakan kekurangan 30 kelas atau sekitar enam sekolah. Ini akan kita bicarakan serius dengan pemprov. Sehingga masalah pendidikan ini tidak terjadi lagi di tahun depan,” jelasnya.
Selain kompak dalam melaksanakan kegiatan secara bersama, reses ini juga didukung masyarakat sekitar. Terbukti dengan melakukan masak bersama oleh warga dan melakukan makan bersama setelah acara reses selesai dilaksanakan.
(Ophik)