News

Kematian Ibu dan Bayi di Bukittinggi Meningkat

Bukittinggi, KABA12.com — Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) cenderung meningkat di Bukittinggi, terutama dalam kurun waktu tiga bulan terakhir. Kepala DKK Bukittinggi Syofia Dasmauli mengatakan, AKI dan AKB ada kenaikan setiap tahun. Tapi tidak dalam jumlah yang besar.

“Pada tahun 2013 dikota kita tidak ada kematian ibu, tahun 2014 hanya 1/2407 kelahiran hidup. Tapi pada tahun 2015 kematin terhadap ibu meningkat menjadi 7/2423 kelahiran hidup, dan tahun 2016 sampai bulan September berjumlah 3/1749 kelahiran hidup. Sedangkan kematian bayi tahun 2013 sebanyak 8,40/1000 Kh, tahun 2014 sebanyak 7,90/ 1000 Kh, tahun 2015 naik menjadi 14,40/1000 Kh.” Ungkapnya.

Lebih lanjut Syofia mengatakan, 2/3 penyebab kematian Ibu dan Bayi disebabkan karena penanganan sebelum melahirkan. “Penyebabnya kompetensi petugas kesehatan yang belum optimal, peran tamatan institusi kesehatan seperti Stikes yang belum optimal dan belum siap. Dari sisi ibu hamil sendiri disinyalir masih kurangnya pengetahuan si ibu dari segi gizi dan pemeriksaan kesehatan yang lengkap, kehamilan tidak memperhatikan faktor umur, postur tubuh dan fisik ibu. Ditambah lagi masyarakat sekitar yang kurang peduli akan keberadaan ibu hamil dilingkungannya.” jelas Kepala Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi, Senin (14/11).

Sementara itu, Wakil Walikota Bukuttinggi Irwandi mengatakan AKI dan AKB merupakan salah satu indikator penting dalam menilai tingkat derajat kesehatan suatu negara. Oleh karena itu pemerintah memerlukan upaya yang sinergis dan terpadu untuk mempercepat penurunan AKI dan AKB di Indonesia.

“Pembangunan Kesehatan tidak akan berhasil tanpa dukungan dari semua elemen masyarakat, lintas sektor/ lintas program, instansi terkait, organisasi profesi dan lain-lain, untuk itu perlu langkah strategis dalam rangka penurunan angka kematian ibu dan bayi ini.  Kita hany menginginkan tercapainya Bukittinggi sehat, mandiri, berkualitas dan berkeadilan.” Tuturnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi Syofia Dasmauli menambahkan, jika dilihat dari segi fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang melayani di Bukittinggi sudah cukup lengkap. Tinggal bagaimana kepedulian masyarakat terhadap keberadaan ibu hamil, melahirkan dan bayinya.

“Masyarakat harus lebih peduli dan perhatian terhadap keberadaan ibu hamil di lingkungannya. Kepedulian itu diwujudkan dengan memperhatikan kondisi ibu hamil, peduli dengan kesehatannya, peduli dengan gizinya, peduli dengan persiapan melahirkannya, sigap dan siap menolong jika ada proses kelahiran, siap mendonorkan darahnya bagi ibu melahirkan yang membutuhkan. Sehingga koordinasi yang solid antara masyarakat yang peduli, fasilitas kesehatan yang lengkap dan tenaga kesehatan  yang mumpuni dapat menekan angka kematian ibu dan anak di Bukittinggi.” Tutupnya.

(Jaswit)

 

To Top