Jakarta, KABA12.com — Harga minyak ditutup stagnan pada hari ini, Kamis (21/09) waktu Amerika Serikat, di mana produsen minyak kelas kakap tengah berkumpul di Wina, Austria untuk mempertimbangkan perpanjangan pembatasan produksi minyak.
Pembatasan produksi dimaksudkan demi mengurangi kelebihan suplai global dan memperbaiki harga minyak yang terpuruk.
Seperti yang dilansir CNNIndonesia dari Reuters, Jumat (22/09), menteri dari negara-negara anggota organisasi pengekspor minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC), Rusia, dan produsen lainnya akan bertemu hari Jumat ini.
Dikabarkan, mereka akan memperpanjang pemangkasan produksi sebesar 1,8 juta barel per hari setelah Maret 2018 dan akan ada pengawasan ketat tehadap ekspor untuk meningkatkan kepatuhan.
Namun, dengan naiknya harga, beberapa analis malah memperkirakan bahwa itu akan menjadi sentimen bagi beberapa negara untuk meningkatkan produksi minyaknya.
Implikasinya, harga West Texas Intermediates (WTI) ditutup melemah US$0,14 per barel ke angka US$50,55 per barel. Di sisi lain, harga Brent terbilang membaik US$0,14 per barel ke angka US$56,43 per barel.
Sementara itu, banjir bandang yang diakibatkan oleh badai di teluk Meksiko baru-baru telah mendorong kenaikan persediaan minyak mentah di beberapa kilang.
Produksi minyak AS pun mencapai 9,51 juta barel pada pekan lalu atau meningkat dari posisi sebelumnya 8,78 juta barel per hari pasca badai Harvey melanda wilayah teluk Amerika Serikat akhir Agustus silam.
(Dany)
