Bukittinggi, KABA12.com — Pecinta jengkol kali ini mesti gigit jari. Pasalnya, buah yang terkenal dengan aromanya yang khas itu melonjak drastis dengan harga Rp1.700 per biji.
Seperti yang disebutkan Asnah, seorang ibu rumah tangga di Bukittinggi, yang terpaksa menahan diri membeli jengkol lantaran harganya yang mahal.
“Jengkol yo maha santiang kini,” ucapnya saat diwawancarai KABA12.com di Pasar Bawah Bukittinggi, Kamis (01/06).
Biasanya ia membeli 10 biji jengkol dengan harga Rp7.000. Namun kini, harga buah favoritnya dijual pedagang Rp1.700 per biji, “tapaso gigik se jari lai, tahan salero,” katanya.
Mahalnya harga Jengkol atau Jariang yang memiliki nama ilmiah Archidendron pauciflorum menurut sejumlah pedagang di pasar tersebut dikarenakan pasokan dari petani memang sedang anjlok. Akibatnya, jengkol langka dan mau tidak mau harga menjadi mahal.
Tak hanya jengkol, makanan berbau lain seperti petai juga dikeluhkan pembeli. Seperti yang diungkapkan Eti warga Taluak, yang membeli petai seharga Rp10.000 per ikat.
Disisi lain, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Melwizardi menyebutkan, jengkol dan petai salah satu komoditi penyumbang inflasi daerah, karena tidak dibudidayakan.
“Jengkol bukan makanan pokok, tapi tahun kemaren komoditi itu sempat buming karena menyumbang inflasi, tapi itu dari pihak bulog akan turun tangan, pasti ada intervensi dari pemerintah. Kalau produksi budidaya di Bukittinggi tidak ada,” jelasnya.
(Jaswit)