Kaba Terkini

Era Baru Kabupaten Agam Tahun Baru Masehi Disambut Secara Syar’i, Gema Takbir Membahana

Gema Muhasabah Warnai Malam Pergantian Tahun Masehi

Pariwara, KABA12.com — Komitmen dengan visi daerah “Agam Madani” seraya sudah mendarah daging bagi Pemerintah dan warga di luhak Agam untuk menjunjung tinggi nilai Adat Basandi Syarak Syarak Basandi Kitabullah.

Sejak mula kepemimpinan Bupati Agam, DR. H. Indra Catri Dt. Malako Nan Putiah bersama Wakil Bupati, Trinda Farhan Satria Dt. Tumangguang Putiah, kebiasaan “babaliak ka surau” (kembali ke masjid) sebagai sentra peradaban ummat terus digelorakan.

Hal itu sangat kental terasa saat pergantian tahun 2018 ke 2019, Senin (31/12) malam. Ribuan masyarakat Kabupaten Agam memilih untuk berkumpul di masjid dan mushalla untuk melakukan ibadah seperti shalat berjamaah, zikir, istighosah, muhasabah, serta tausiah agama dalam kegiatan tabligh akbar yang digelar masyarakat di lapangan terbuka.

Sebelumnya, melalui himbauan Bupati Agam Nomor 400/933/kesra/XII/2018 juga telah disosialisasikan pada masyarakat untuk tidak melakukan aktifitas perayaan dalam menyambut tahun baru masehi 2019, masyarakat diarahkan untuk mengisi malam pergantian tahun dengan muhasabah dan bersyukur kepada Allah SWT sembari beribadah.

Tidak hanya itu, komitmen untuk tidak merayakan malam pergantian tahun juga ditegaskan kepada pengelola pemilik maupun pelaku wisata untuk tidak membuka objek wisata. Serta kepada ninik mamak, alim ulama, cadiak pandai dan tokoh masyarakat juga diharapkan partisipasinya mengingatkan anak/kemenakan untuk tidak melakukan kegiatan perayaan terkait pergantian tahun.

Wakil Bupati Agam, Trinda Farhan Satria mengatakan kebijakan penutup objek wisata ini telah dilakukan beberapa tahun lalu, karena perayaan tahun baru lebih banyak mudaratnya daripada manfaat dan perayaan itu tidak sesuai dengan visi Agam Madani.

“Apabila sudah berkumpul anak muda, susah dipisahkan dari minuman keras, narkoba dan lainnya,” sebutnya.

Untuk itu, pihaknya telah mengeluarkan himbauan bagi masyarakat untuk melakukan hal yang positif berupa menggelar muhasabah saat pergantian tahun dengan mengintrospeksi diri.(***).

Era Baru Kabupaten Agam Sambut Tahun Baru Masehi Secara Syar’i

Kabupaten Agam, perayaan malam pergantian tahun dari 2018 ke 2019 berlangsung sepi. Tak terlihat euforia muda-mudi membunyikan terompet, mercon atau menyalakan kembang api.

Imbauan Bupati Agam kepada umat muslim, Agam agar tidak ikut-ikutan merayakan pergantian tahun baru masehi tampaknya dipatuhi umat.

Suasana sepi pada malam pergantian tahun itu terpantau mulai dari Kabupaten Agam wilayah Timur, (Simpang Gaduik, Padang Lua, Canduang, Sungai Puar) Wilayah Tengah (Matur dan Malalak) dan Agam Wilayah Barat (Simpang Tigo Lubuk Basung, Tiku dan Tanjung Raya), pada Senin (31/12) malam hingga Selasa (1/1) dini hari, tidak terlihat konstenrasi masyarakat di kawasan itu.

Dulu, kawasan ini pernah dijadikan titik kumpul oleh para muda-mudi untuk menyalakan petasan maupun kembang api saat merayakan pergantian tahun di Agam.

Tim gabungan dari personel Satuan Polisi Pamong Praja dan SKP2D yang dibantu personel TNI/Polri melakukan patroli dan pengamanan di titik-titik lokasi yang dianggap rawan pelanggaran perayaan tahun baru di Agam. Hasilnya pun juga tidak menemukan unsur perilaku penyimpangan dari sejumlah masyarakat.

“Era baru Agam menyambut tahun baru secara sa’i. Alhamdulillah, tahun ini nyaris tidak ada kita temukan muda-mudi yang hura-hura membunyikan mercun, dan lalu lintas juga terlihat sepi.

Ini artinya, himbauan kita untuk bermuhasabah bersama alim ulama dan tokoh masyarakat dilaksanakan dengan seksama. Semoga kegiatan muhasabah di Kabupaten Agam bisa berlanjut di tahun berikutnya serta menjadi contoh kelak bagi daerah lain,” ujar Bupati Agam DR. Indra Catri, saat melakukan pemantauan disejumlah lokasi yang menjadi titik keramaian di Agam Wilayah Timur sebelumnya.

Sebelum pemantauan ke lokasi, bupati menghadiri acara muhasabah di Kecamatan Ampek Angkek dihadiri oleh seluruh elemen masyarakat.(***).

Larangan Kegiatan Malam Tahun Baru Disambut Positif

Larangan mengelar kegiatan di wilayah kabupaten Agam dalam suasana malam pergantian tahun 2018-2019 disambut positif banyak pihak. Pasalnya, kegiatan di malam tahun baru, justru lebih banyak dampak negatifnya, karena berada tindakan negatif, termasuk penyakit masyarakat berpotensi banyak terjadi, termasuk potensi terjadinya kecelakaan lalulintas.

Beberapa pemuka masyarakat di kabupaten Agam mengaku, himbauan dan larangan mengadakan kegiatan di malam tahun baru, dan masyarakat dihimbau untuk menggelar kegiatan bernuansa Islami, sangat positif, terutama dengan memusatkan aktivitas di mesjid, dengan bermuhasabah, berzikir atau menggelar kegiatan, justru sangat positif untuk masyarakat luas.

Seperti diungkap I.Dt. Mangkuto Nagari, tokoh ninik mamak di Lubukbasung yang mengaku mendukung kebijakan Pemkab Agam tersebut, karena dinilainya positif untuk mengantisipasi hal-hal yang berpotensi merugikan masyarakat luas, terutama ancaman terjadinya kecelakaan lalulintas saat malam pergantian tahun.

Disebutkan, mengarahkan kegiatan masyarakat dengan aktivitas ibadah di mesjid, dinilai positif dalam upaya memperkokoh syiar Islam, mendorong tumbuhnya semangat peduli akan agama dan sesama, serta menjadi langkah alternatif yang tepat dalam mengarahkan masyarakat untuk berkegiatan positif,“ kebijakan itu harus didudkung bersama,“ tegasnya.

Secara pribadi, I.Dt.Mangkuto Nagari, mengaku salut dengan bupati Agam yang justru meminta peran dan dukungan ninik mamak, alim ulama dan tokoh masyarakat dalam mengarahkan anak kemenakan dalam membantu menindaklanjuti himbauan tersebut, sehingga bisa terbangun sinergi dan mengapungkan peran kalangan ninik mamak dalam berbagai aktivitas sosial masyarakat.

“Ini mesti ditindaklanjuti dengan kegiatan positif untuk masyarakat, “ sebut tokoh ninik mamak Lubukbasung itu lagi.

Hal senada juga diungkapkan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Agam, Marga Indra Putra yang mendukung larangan penyelenggaraan pesta perayaan malam Tahun Baru oleh pemerintah daerah setempat.

“Pada intinya DPRD Agam mendukung larangan untuk tidak menyelenggarakan pesta penyambutan malam Tahun Baru yang diterbitkan oleh Bupati, ini merupakan hal yang positif,” ungkapnya.

Penerbitan surat imbauan larangan penyelenggaraan pesta malam Tahun Baru 2019 dan larangan pada pengelola wisata untuk tidak membuka objek wiata pada malam pergantian tahun di daerah itu ujar dia, merupakan tindakan pencegahan agar masyarakat Agam terutama kalangan anak muda tidak terlibat dalam perbuatan negatif.

“Kalangan masyarakat Agam diajak untuk mengisi malam pergantian tahun dengan kegiatan keagamaan di tempatnya masing-masing. Bahkan seminggu sebelumnya sudah banyak mesjid-mesjid di Agam yang memasang baliho didepan mesjid mereka bahwa pada tanggal 31 malam akan diadakan kegiatan keagamaan seperti shalat berjamaah, zikir, istighosah, muhasabah diri, dan dibeberapa kawasan wisata juga sudah memasang spanduk bahwa senin sampai Selasa pagi kawasan wisata mereka tutup,” tambah Politisi Demokrat itu.(***).

Ribuan Masyarakat Di Agam Sambut Pergantian Tahun Dengan Muhasabah

Senin (31/12) malam, mayoritas masjid dan mushalla usai shalat Isha, sengaja menggelar pengajian dan muhasabah, yang dipadati para jamaah. Bahkan dibeberapa kecamatan, seperti di Tanjungmutiara, Ampekangkek, dan beberapa daerah lainya menggelar acara khusus dengan tabligh akbar dan zikir bersama di lapangan terbuka untuk mengisi malam pergantian tahun masehi 2018 ke 2019.

Sesuai dengan himbauan dan larangan Bupati Agam Nomor 400/933/kesra/XII/2018, tidak ada masyarakat di daerah itu yang menggelar pesta perayaan penyambutan tahun baru. Masyarakat lebih memilih untuk beribadah, melakukan zikir, muhasabah dan mendengarkan tausiah agama.

Wakil Bupati Agam, Trinda Farhan Satria saat menghadiri kegiatan tabligh akbar di Kecamatan Tanjungmutiara di lapangan Pemuda Pasia Tiku mengatakan, kegiatan ini bukan untuk peringatan tahun baru, tetapi sebagai alternatif dalam menindaklanjuti himbauan bupati untuk mengantisipasi terjadinya perbuatan negatif di malam tahun baru.

“Jika dilihat beberapa tahun lalu pergantian tahun jadi ajang perusakan moral anak yang tidak ada esensinya dan kita sudah tiga tahun mengantisipasi hal itu,” ujarnya.

Apalagi Agam dengan visi Agam Madaninya, dipertegas kembali dengan himbauan bupati untuk tidak membuka objek wisata di malam tahun baru.

“Jika ada acara berpotensi negatif kita akan ingatkan, kalau masih dilaksanakan langsung diturunkan satgas lain dan ditindak sesuai koridor yang ada,” tegasnya.(***).

Ratusan Personil SKP2D Amankan Malam Pergatian Tahun 2018-2019

Ratusan personil yang tergabung dalam Tim Terpadu Satuan Koordinasi Penegak Hukum Produk Hukum Daeah (SKP2D) disiapkan untuk mengamankan wilayah Kabupaten Agam saat malam pergantian tahun baru masehi 2018 ke 2019.

Sekretaris Daerah Kabupaten Agam, Martias Wanto mengatakan pengerahan seluruh tim SKP2D itu menindak lanjuti himbauan Bupati Agam Nomor 400/933/kesra/XII/2018 untuk melaksanakan bimbingan pengawasan, pencegahan terhadap gangguan ketentraman dan ketertiban umum pada malam tahun baru 2019.

“Perayaan atau penyambutan pergantian Tahun Baru 2018 ke 2019, tidak sesuai dengan norma agama dan adat Minangkabau,” tegasnya.

Martias Wanto menyebutkan tim tersebut akan dibagi dalam tiga kelompok, yang dipimpin langsung Bupati Agam Indra catri, Wakil Bupati Trinda Farhan Satria dan dirinya bersma unsur SKP2D lainnya.

“Seluruh tim akan berkeliling, melakukan pemantauan ke seluruh titik-titik keramaian yang disinyalir akan adanya perkumpulan muda-muda untuk melakukan perayaan tahun baru,” sebutnya.(***)

Himbauan Bupati Larang Warga Rayakan Pergantian Tahun Masehi Dinilai Efektif

Himbauan bupati Agam agar masyarakat tidak menggelar kegiatan yang tidak bermanfaat menyambut tahun baru 2019 ternyata efektif.

Bupati Agam mengajak masyarakat untuk menggelar muhasabah dan zikir sebagai wujud syukur dengan berserah diri pada Allah, ditindaklanjuti masyarakat di berbagai tempat.

Suasana sepi pada malam pergantian tahun itu terpantau mulai dari Kabupaten Agam wilayah Timur, (Simpang Gaduik, Padang Lua, Canduang, Sungai Puar) Wilayah Tengah (Matur dan Malalak) dan Agam Wilayah Barat (Simpang Tigo Lubuk Basung, Tiku dan Tanjung Raya), pada Senin (31/12) malam hingga Selasa (1/1) dini hari, tidak terlihat konstentrasi masyarakat di kawasan itu.

Pada malam pergantian tahun masehi itu hanya terpantau kegiatan keagaamaan yang digelar masyarakat di sejumlah masjid, mushalla, dan lapangan terbuka.

Bupati Agam, Indra Catri yang langsung turun bersama tim SKP2D memantau situasi pada malam itupun menyebutkan, tidak menemukan unsur perilaku penyimpangan dari sejumlah masyarakat.

“Era baru Agam menyambut tahun baru secara syar’i. Alhamdulillah, tahun ini nyaris tidak ada kita temukan muda-mudi yang hura-hura membunyikan mercun, dan lalu lintas juga terlihat sepi. Ini artinya, himbauan kita untuk bermuhasabah bersama alim ulama dan tokoh masyarakat dilaksanakan dengan seksama. Semoga kegiatan muhasabah di Kabupaten Agam bisa berlanjut di tahun berikutnya serta menjadi contoh kelak bagi daerah lain,” ujar Bupati Agam, Indra Catri usai melakukan pemantauan disejumlah lokasi.

Upaya yang dilakukan pemerintah Kabupaten Agam dalam menangkal aktifitas negatif pada momen pergantian tahun itupun menuai banyak apresiasi.

Masyarakat mengaku sangat aman, nyaman, damai dan tentram pada saat malam tahun baru 2019 ini.

“Salut dan bangga dengan komitmen Pemkab Agam. Banyak warga yang menyambut tahun baru dengan kegiatan keagamaan, tidak ada mercun dan kembang api. Semoga hal seperti ini dapat berlanjut untuk tahun-tahun berikutnya,” harap Sisri, salah seorang warga Lubukbasung Kabupaten Agam.(***)

To Top