Kaba Terkini

Dinkes Agam Selidiki Ponpes Guguak Pincuran. Air Minum, Sirkulasi Udara dan Sampah Jadi Sorotan

Magek, KABA12.com — Hingga Selasa,(19/09) malam, penyebab pasti kasusnya “sakit perut massal” yang melanda puluhan santriwati di pondok pesantren Tahfizh Quran Putri Islamic Centre jorong Pincuran Guguak, nagari Magek, kecamatan Kamang Magek masih belum jelas.

Kepastian secara medis baru akan diketahui setelah hasil pemeriksaan di laboratorium keluar paling cepat sepekan kedepan.

Tim Dinkes Agam dipimpin Kabid.P2P Dr. H.Hendri Rusdian, M, Kes meneruskan laporan resmi pihaknya kepada KABA12.com.

Laporan dimaksud terkait kasus yang terjadi termasuk kondisi klinis pondok pesantren itu.

Dijelaskan Hendri Rusdian, hari pertama kejadian, Senin,(18/09) pagi 24 org santriwati bersama ustazah mengunjungi puskesmas Magek dengan keluhan  demam sejak 1 – 4 hari lalu,  demam yang terjadi hilang timbul dan ada yang terus menerus,  batuk, tengorokan sakit, pusing dan lemas dan ada yang mengeluh mual dan sakit perut tanpa muntah.

Baca Juga : Enam Santri Masih Dirawat

Dari 24 orang santri 18 orang  rawat jalan dan 6 orang dirujuk ke puskesmas perawatan Pakan Kamis.

Diagnosa dokter puskesmas Magek yang rawat jalan adalah ISPA dan gastritis.

Senin sore dirujuk lagi 5 orang santriwati ke puskesmas Pakan Kamih dengan kelihan yang sama. Karena tempat perawatan penuh, santriwati dirujuk ke puskesmas Baso.

Dijelaskan Kabid.P2P Dinkes Agam, hari ke 2 Selasa,(19/09) 5 orang pasien yang dirawat di puskesmas Pakan Kamih  dibolehkan pulang dan 1 orang masih menjalani rawat inap.

Diagnosa dokter Gastritis, pasien menderita demam tyfoid dan ISPA.

Sementara 2 orang pasien di puskesmas  Baso dibolehkan pulang diagnosa 3 orang demam tyfoid ( widal posirif ) 2 orang ISPA.

Selasa siang dirujuk lagi 6 orang santri ke puskesmas  Pakan Kamih dengan keluhan yang sama,  1 rawat inap dan 1 orang dirujuk ke RSAM Bukittinggi karena kondisinya sangat lemas dan 4 orang rawat jalan.

Santriwati  yang dirujuk ke RSAM Bukittinggi setelah dilakukan pemeriksaan dan cek labor hasil normal diagnosa dokter kelelahan setelah beberapa waktu di observasi pasien dibolehkan pulang  karena kondisi masih lemas petugas memutuskan dirawat di puskesmas Baso.

” Jadi jumlah kasus 35 orang, 22 orang rawat jalan jalan dan 13 rawat inap. Sampai Selssa sore rawat inap tinggal 6 orang,  4 orang di puskesmas Baso dan 2 orang di puskesmas Pakan Kamih.

Air Minum Berbau dan Sampah Menumpuk

Terkait kondisi lapangan di pondok pesantren tahfidh Quran Putri Islamic Centre dijelaskan Hendri Rusdian.

Ponpes itu dibangun 1 tahun lalu sumbangan dari perantau. Bangunan ponpes permanen, dengan jumlah santriwati 63 orang.

Yang jadi objek penelitian dan penyelidikan tim P2P  Dinkes Agam, ditemukan kondisi bangunan yang dinilai tidak memadai, terutama ventilasi udara yang  kurang, pencahayaan minim,  anak tidur di kasur busa, sumber air bersih berasal dari air tanah.

Untuk  air minum menggunakan air tanah yang sudah melalui proses penyulingan  yang dapat diminum langsung oleh santriwati dengan kondisi air yang berbau. Hendri Rusdian juga menjelaskan, sampah juga berserakan dan ditumpuk di belakang pesantren yang juga dijadikan  tempat jemuran pakaian santri.

Untuk proses lebih lanjut pihaknya selain mendokumentasikan kondisi lapangan juga mengambil sampel air yang diminum para santriwati sudah diperiksa ke labor yang hasilnya baru akan  diketahui paling cepat sepekan kedepan.

(Harmen)

0Shares
To Top