Lubukbasung, kaba12.com — Bupati Agam Dr.Andri Warman ikut menangis saat mendengar keluh kesah dan perjuangan berat yang dilakukan Zurhartini, (64) warga Pulai Tangah, Jorong VI Sungai Jariang, Nagari Lubukbasung, yang berupaya menyekolahkan cucunya Aisyah Maharani Putri, (10), beragam keterbatasan yang dimilikinya sejak sang cucu kecil.
Yang membuat Dr.Andri Warman terharu dan meneteskan air mata adalah tekad dan komtimen kuat sang nenek, walau dengan keterbatasan ekonomi,tidak penghalang baginya untuk menyekolahkan Aisyah Maharani Putri Dewi sampai cita-cita sang cucu terwujud menjadi seorang guru, “ beliau luar biasa, saya salut. Kita terenyuh akan tekad kuat beliau, apalagi soal pendidikan yang menjadi tujuan nomor satu, saya terharu, “ungkapnya terbata-bata.

Bahkan, usai mendengar kisah hidup dan suka-duka yang dijalani Zurhartini bersama cucunya Aisyah, Bupati Agam itu langsung menegaskan Aisyah adalah bagian dari tanggungjawabnya selaku anak angkatnya dan akan menanggung biaya pendidikan Aisyah, “Insyallah, Aisyah dan neneknya jadi perhatian kita, “ tegasnya serius.
Mengutip kisah Zurhartini kepada Bupati Agam Dr.Andri Warman yang mengunjungi rumah sederhananya Kamis, (22/9) bersama Kadinas Sosial Agam Rahmi Artati, Kabag.Pro-KP Khasman Zaini, Aisyah tinggal berdua dengan sang nenek, Zurhartini (64) di rumah sangat sederhana berukuran 3×6 meter.
Aisyah merupakan siswi Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Almadaniy Lubukbasung. Ia duduk di bangku kelas lima. Ditemani nenek tercinta, Aisyah berangkat sekolah sebelum pukul 6 pagi dengan berjalan kaki. Aktivitas ini ia lakukan hampir setiap hari, kendati hujan sekalipun.
Aisyah mengaku ada yang ganjil jika dirinya tidak pergi ke sekolah. Sehingga, tak jarang ia berangkat sekolah tanpa membawa uang saku. Maklumlah sang nenek hanya bekerja serabutan. Kepalang mujur, ada teman-temannya yang membelikannya jajanan. Jika tidak, ia harus menahan lapar hingga pulang sekolah.

Untuk kebutuhan sehari-hari, Zurhartini bergantung dari mengumpulkan buah kelapa atau pinang yang jatuh. Tak jarang juga ia mengutip sayur pakis di belukar untuk dijualnya ke pasar. “Kalau untuk pendidikan Aisyah kadang-kadang ada yang membantu, kadang-kadang tidak. Saya cemas kalau sekolahnya tidak sampai, ia anak yang pandai di sekolah, dia juga satu-satunya harapan saya,” ucapnya sembari melihat sendu ke arah sang cucu.
Dengan usianya yang semakin menua, ia berharap akan ada dermawan yang mau memberikan uluran tangan demi kelangsungan pendidikan cucunya. Ia hirau akan nasib cucunya jika sewaktu-waktu ia dipanggil menghadapi Ilahi Rabbi. “Bagi saya yang terpenting pendidikan cucu saya tetap berlanjut, bahkan sekalipun ada orang yang mau mengangkatnya menjadi anak asuh, saya akan berbesar hati,” ujarnya lirihnya.

Dan harapannya itu direspon langsung Bupati Agam Dr.Andri Warman yang langsung mendatangi kediamannya setelah mendapat kabar dari tokoh masyarakat Pulai setelah tim Pro-KP Sekab.Agam ikut menginvestigasi kondisi keluarga Zurhartni, Rabu,(21/9) kemarin.
Bahkan dalam kunjungan Kamis,(22/9) Bupati Agam Dr.Andri Warman menegaskan bahkan Zurhartini tidak sendiri, soal pendidikan Aisyah akan menjadi bagian dari tanggungjawabnya, karena hal itu sesuai dengan misinya dalam mendorong kegiatan seluruh warga kabupaten Agam untuk menikmati pendidikan.
Bupati Agam itu juga menyerahkan bantuan paket sembako dan jenis bantuan lain yang dibutuhkan keluarga Zurhartini yang diterima nenek Aisyah itu dengan tetesan air mata haru dan gembira, yang justru membuat bupati Agam kembali ikut terenyuh.
HARMEN
