Lubukbasung,kaba12 — Proyek “mercusuar”yang digadang-gadang akan menjadi ikon baru di Kabupaten Agam beberapa tahun lalu, yakni proyek pembangunan perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Agam WateR ( AMDK-AWR) yang menjadi salah satu program unggulan Bupati Agam periode 2021-2025 Dr.Andriwarman, hingga kini masih tak jelas wujudnya.
Padahal sebelumnya, Pemkab.Agam sudah mengelontorkan dana APBD untuk pembangunan dan penyediaan berbagai sarana pendukung, namun operasional yang diharapkan bisa menjadi bagian dari upaya mendorong pengembangan potensi ekonomi termasuk rekrutmen tenaga kerja baru dari masyarakat itu, hingga kini masih belum terlihat.
Informasi yang diperoleh kaba12, masih terkatung-katungnya aktivitas usaha AMDK-AWR itu, akibat masih belum keluarnya perizinan yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan AMDK AWR yang berada dibawah Perumdam Tirta Antokan tersebut,tidak hanya izin operasi, tapi juga izin edar, izin kemasan dan berbagai bentuk perizinan lain.
Kondisi itu dibenarkan Sekab.Agam H.Edi Busti menjawab kaba12 saat Jumpa Pers dengan kalangan media pekan lalu, menegaskan saat ini pihak Perumdam Tirta Antokan masih terus melakukan upaya untuk merealisasikan seluruh proses perizinan terkait dengan pengelolaan dan aktivitas usaha AMDK tersebut.
Walau tidak menjelaskan bentuk detail perizinan yang belum diperoleh, namun ditegaskan Edi Busti, sesuai regulasi yang ada, jika perizinan yang tengah diproses itu belum keluar dari unsur bersangkutan, aktivitas usaha tidak bisa dilaksanakan.
“Saat ini seluruh proses perizinan terkait dengan AMDK tersebut, masih diproses. Kita berharap, hal itu bisa segera dituntaskan, sehingga kegiatan usaha AMDK bisa terlaksana dengan baik, “ harapnya.
Sementara informasi yang diperoleh kaba12, pasca diresmikan operasionalnya oleh Bupati Agam ( saat itu Dr.Andriwarman), sarana yang ada termasuk Gedung baru yang baru rampung, hingga saat ini masih tersusun rapi. Walau sebelumnya, secara tekhnis, seluruh perangkat pabrik pengelolaan air minum dalam kemasan tersebut, sudah diuji coba dan sudah bisa berproduksi, hingga kini aktivitasnya sudah terhenti sejak lama.
(HARMEN)
