Tanjung Sani, KABA12.com — Pusat Penelitian Limnologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), menggelar diskusi khusus membahas upaya kedepan pengelolaan Danau Maninjau, Rabu (13/09).
FGD yang digelar di Balairong Kantor Nagari Tanjung Sani itu secara khusus juga mendatangkan Direktur Ibaraki Kasumigaura Enviromental Science Center (IKESC) Jepang.
Kepala Puslit Limnologi LIPI, Fauzan Ali mengatakan, peran serta aktif pemerintah, lembaga penelitian dan masyarakat salingka danau sangat berpengaruh dalam pengelolaan danau yang berkelanjutan dan lestari.
“Di luar negeri, danau itu kalau tidak untuk bendungan PLTA, atau danau alami untuk pariwisata. Tidak ada danau yang diperuntukkan untuk keramba. Ini yang perlu sama-sama kita upayakan, kita harus mengatur zonasi pengaturan keramba,” ujar Fauzan Ali.
Sementara itu, Direktur IKESC Prof. Fukushima Takehiko dalam pemaparannya menjelaskan, pengelolaan Danau Kasumigaura, danau terbesar kedua di Jepang dilakukan dengan sistem harmonisasi antara masyarakat dengan lingkungan danau.
“Metode yang kami lakukan dalam mengelola Danau Kasumigaura seperti, melakukan penyidikan lingkungan, bekerjasama mendukung kegiatan masyarakat sekitar danau, menjadi pusat informasi bagi warga dan melakukan perkembangan untuk penelitian masalah danau,” paparnya.
Lebih lanjut dijelaskan, hal penting lain yang perlu diperhatikan yaitu partisipasi masyarakat, terutama anak muda di provinsi Ibaraki Jepang.
“Hal itu bisa diterapkan bagi warga salingka danau Maninjau, agar danau kembali lestari,” sebutnya.
Disisi lain, Pemkab.Agam menyambut baik masukan yang diberikan pengelola Danau Kasumigaura Ibaraki Jepang.Seperti yang diungkapkan Asisten II Sekda Agam Isman Imran.
“Kita terus upayakan menyelamatkan Danau Maninjau, agar kembali kelestariannya. Kita akan coba implementasikan masukan dari Direktur IKESC, meningkatkan harmonisasi masyarakat dengan lingkungan danau, dengan cara melibatkan peran serta seluruh elemen,” kata Isman Imran.
(Jaswit)