Lubukbasung, KABA12.com — Menindaklanjuti hasil Konvensi Hak Anak dan mewujudkan kabupaten layak anak, Dinas Pengendalian Penduduk KB Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dalduk KB PPPA) Agam gelar pelatihan Konvensi Hak Anak (KHA) dan Sekolah Ramah Anak (SRA) bagi tenaga kependidikan se- Kabupaten Agam.
Pelatihan yang diikuti puluhan unsur seperti kepala sekolah, pengawas sekolah, tenaga keamanan, kebersihan, ibu kantin sekolah, perwakilan siswa dan guru dari 16 satuan pendidikan di kabupaten Agam itu dibuka Asisten I Sekab. Agam, Rahman, SIP di aula kantor bupati, Padang Baru, Lubukbasung, Rabu (04/04).
Asisten I Bupati Agam, Rahman mengatakan, pemerintah tidak henti berupaya memajukan perkembangan masyarakat yang semuanya bermuara pada pendidikan, terutama untuk pemberdayaan perempuan dan perlindungan.
“Pemerintah selalu berupaya bagaimana agar semua penyakit masyarakat bisa kita kurangi, termasuk pengaruh negatif yang merusak generasi. Kita telah coba melakukannya berbagai upaya bersama kepolisian dan satgas yang dibentuk pemda,” ujarnya.
Dikatakannya, sekolah ramah anak merupakan salah satu syarat untuk mewujudkan kabupaten layak anak.
“Pemkab Agam sudah berkomitmen untuk mewujudkan KLA dan melalui pelatihan ini kami minta seluruh unsur juga ikut berkomitmen bersama menyatukan persepsi sehingga generasi di Agam bisa kita andalkan,” katanya.
Pelatihan KHA dan SRA tersebut langsung mendatangkan staf ahli khusus dan Asisten Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak dan Fasilitator Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Albaet Pikri dan Elvi Hendrani.
Menurut Albaet Pikri, anak-anak saat yang dikenal dengan generasi milenial (kids jaman now) sedang dan akan digerogoti bahaya laten pengaruh negatif. Seperti, kasus narkoba, ngelem, miras, pelecehan sex seksual, kekerasan, pedofilia, sex bebas, LGBT dan kasus negatif lainnya.
“Dengan segala kretivitas orang sekarang mempengaruhi generasi kita, baik itu melalui media massa, makanan dan minuman serta cara yang lainnya, disamping itu kita sebagai orangtua sibuk dengan rutinitas kesehariannya. Untuk itu, saya membangunkan orangtua, pemangku kepentingan dan masyarakat di Agam semua ini PR kita bersama untuk menghajarnya supaya itu tidak sampai dan mewabah di nagari madani ini,” sebutnya.
Albaet yang putra Tilatang Kamang itu menjelaskan, untuk mewujudkan Agam sebagai kabupaten layak anak, berbagai kebijakan mesti dibentuk, salah satunya dengan menjadikan sekolah ramah anak.
“Sebenarnya tidak hanya SRA, semuanya harus layak anak, terminal layak anak, pariwisata layak anak dan lain sebagainya. Semua harus dibangunkan, bahaya laten itu ada. Mari rancang pekerjaan kedepan menjadikan Agam kabupaten layak anak, ikuti pelatihan ini dulu nanti dilanjutkan dengan pembentukan sekolah ramah anak,” harapnya.
(Jaswit)