Bukittinggi, KABA12.com — Dinas Lingkungan Hidup kota Bukittinggj, gelar pelatihan pengelolaan sampah an organik. Kegiatan ini dilaksanakan di aula badan keuangan, selama tiga hari 27 hingga 30 Agustus 2018.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup kota Bukittinggi, menjelaskan, pelatihan pengelolaan sampah an organik ini, dilaksanakan dengan tujuan untuk lebih memasyarakatkan dan membiasakan masyarakat untuk memanfaatkan sampah an organik agar bisa diolah menjadi barang yang bernilai ekonomis. Sehingga para ibu rumah tangga dapat memanfaatkan waktu lung dalam mengolah sampah an organik menjadi suatu yang unik dan bernilai.
“Pesertanya kader lingkungan dari empat kelurahan, dimana masing-masing kelurahan mengutus enam orang kader yang telah diseleksi secara khusus. Tujuannya memberikan pengetahuan kepada masyarakat bahwa setiap sampah an organik dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi barang yang bernilai ekonomis. Sehingga ini dapat menjadi salah satu solusi bagi Bukittinggi untuk mengurangi sampah, khususnya sampah plastik,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua TP PKK Bukittinggi, Ny. Yesi Endriani Ramlan, mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan dinas lingkungan hidup ini. Dimana, pelatihan ini memang sejalan dengan program PKK, khususnya pada pokja 2, 3 dan 4.
“Kegiatan daur ulang sampah ada pada pokja 3, pemasaran pada pokja 2 dan hasil lingkungan yang bersih itu ada pada kegiatan pokja 4. Hal ini menjadi bukti bahwa terjalon sinkronisasi kegiatan ini dengan program PKK sebagai mintra kerja pemerintah,” ujar Yesi.
Lebih lanjut, istri Walikota Bukittinggi ini menyampaikan, pelatihan pengolahan sampah an organik, menjadi salah satu bukti komitmen DLH dalam mengurangi sampah untuk dibuang ke TPA Payakumbuh yang berdampak pada APBD. Dimana butuh biaya besar untuk membuang sampah ke TPA itu.
“Kami berharap, ilmu yang didapat dari pelatihan ini, dapat dikembangkan dan disebarkan di lingkungan sekitar. Karena banyak manfaat yang didapat dan diusahakan dari upaya pengolahaan ini. Salah satunya untuk dibuat packaging dari oleh-oleh khas Bukittinggi, seperti songket, mukena dan bentuk lainnya,” ulasnya.
(Ophik)
