Lubukbasung, kaba12.com — Pemerintah Kabupaten Agam melalui Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM memastikan ketersediaan stok kebutuhan pokok disaat harganya naik sejak akhir-akhir ini.
Kepala Dinas Perindagkop UKM Kabupaten Agam melalui Kabid Perdagangan Nelfia Fauzana mengatakan, kepastian ketersediaan stok bahan pokok tersebut didapat dari hasil koordinasi dengan sejumlah pihak di bidang pangan dan pemantauan langsung di sejumlah pasar tradisional.
“Sampai saat ini stok kebutuhan bahan pokok di Agam masih tersedia dan tercukupi hingga akhir tahun nanti,” ungkap Nelfia kepada KABA12.com, Jum’at (10/6).
Ia menambahkan, pihaknya selalu berkoordinasi dengan lini terdepan di bidang pangan seperti Bulog, toko tani, dan Dinas Ketahanan Pangan untuk memastikan ketersediaan pasokan. Untuk saat ini, kata dia, stok bahan pokok dijamin aman namun harganya mengalami sedikit kenaikan.
“Stok bahan pokok masih aman walaupun jumlahnya tidak terlalu banyak. Cuman harganya agak tinggi seiiring meningkatnya permintaan dari masyarakat,” katanya.
Ia menyebutkan, salah satu komoditi bahan pokok yang mengalami kenaikan harga secara signifikan adalah jenis cabai merah keriting.
Berdasarkan hasil pemantauan di Pasar Inpres Padang Baru, Lubukbasung pada Kamis (9/6) kemarin, Nelfia menyebut harga cabai merah keriting dijual pedagang berkisar Rp 80 ribu per kilogram.
“Harga komoditi cabai merah naik sebesar Rp 20 ribu. Sebelumnya Rp 60 ribu, sekarang menjadi Rp 80 ribu per kilogram,” sebutnya.
Menurutnya, kenaikan harga cabai merah dipicu oleh persoalan tingginya biaya produksi pertanian. Hal tersebut diketahui dari hasil koordinasi antara Dinas Perindagkop UKM dengan Dinas Pertanian.
“Mahalnya biaya produksi pertanian seperti pupuk, plastik mulsa, racun hama, dan obat tanaman menjadi salah satu penyebab meroketnya harga cabai merah saat ini,” ujarnya.
Selain itu, kenaikan harga cabai juga disebabkan oleh kurangnya pasokan lantaran cabai dari luar daerah tidak masuk ke Agam.
“Cabai dari luar daerah seperti Pulau Jawa, Sumatera Utara, Lampung dan lainnya itu tidak masuk karena petani banyak gagal panen akibat cuaca ekstrim,” katanya.
(Bryan)