Maninjau, KABA12.com — Sejumlah narapidana Rutan Kelas IIB Maninjau membuat kerajinan tangan untuk menciptakan barang atau produk dari bahan bekas. Hal ini merupakan bagian dari program pembinaan agar para narapidana dapat terus berkreasi.
Salah satu kegiatan pembinaan kemandirian yang dilakukan narapidana adalah mengolah bahan bekas dari bambu menjadi sebuah miniatur rumah adat Minangkabau atau Rumah Gadang.
Putra, salah seorang narapidana mengatakan, dirinya harus menghabiskan waktu sekitar dua minggu untuk membuat sebuah miniatur rumah gadang berukuran 90 hingga 100 centimeter. Ia menyebut, peralatan dan bahan baku yang digunakan untuk membuat miniatur tersebut difasilitasi oleh pihak rutan.
“Untuk miniatur rumah gadang ini bahannya terbuat dari potongan bambu, kemudian direkatkan menggunakan lem,” ujarnya kepada KABA12.com, Jum’at (18/3).
Ia juga mengaku, sudah menekuni kegiatan membuat miniatur sejak dua tahun terakhir.
“Sudah dua tahun saya bisa membuat miniatur ini. Pihak rutan juga sangat mendukung,” katanya.
Sementara Kepala Rutan Kelas IIB Maninjau, Desrianto menambahkan, selain membuat miniatur rumah gadang, warga binaan atau narapidana itu juga membuat kreasi lain seperti kapal layar, kotak tisu, dompet, tas, dan guci. Semua kreasi itu, kata dia, terbuat dari bahan bekas mulai dari bambu, celana jeans bekas, dan kartu koa/Ceki.
Pihaknya juga sangat mengapresiasi adanya kegiatan kreativitas terhadap narapidana yang membuat kerajinan tangan.
“Kita harapkan dengan pembinaan kemandirian ini narapidana tersebut bisa mengasah kemampuannya untuk berkarya, sehingga skill yang dimiliki dapat dimanfaatkan setelah mereka keluar dari rutan nanti,” jelasnya.
Sejauh ini hasil kerajinan tangan narapidana itu sudah pernah dijual kepada pembeli dengan kisaran harga Rp 100 ribu – Rp 200 ribu.
“Baru-baru ini karya dari salah seorang narapidana berupa guci sudah laku terjual dengan harga Rp 150 ribu. Kerajinan tangan tersebut terbuat dari kartu koa dengan ukuran 1 meter,” katanya.
(Bryan)
