Kaba Terkini

Kopi Sahur 20042022, “ Yang Jauh Menjauh-Yang Dekat Menjauh “

Catatan : Harmen

Ini mungkin kontradiktif dari makna Ramadhan yang sesungguhnya menuntut seluruh umat untuk memperkokoh ukhuwah, jalinan silaturrahmi selama bulan suci.

Selain dengan keutamaan beribadah, aktivitas selama Ramadhan justru akan semakin mempertinggi eskalasi komunikasi antar sesama, tidak hanya dalam kegiatan ibadah, juga ragam aktivitas penunjang silaturrahmi, sebut saja acara berbuka puasa bersama, sahur bersama, mempersiapkan acara halal bi halal lebaran, termasuk reuni para alumni yang kebanyak digelar pasca bulan Ramadhan.

Alangkah luar biasanya Ramadhan. Semua yang diatur dalam Islam, menuntut pembauran antar sesama dengan menafikan perbedaan (mestinya), kecemburuan, sakwasangka, kecurigaan atau bahkan niat untuk membenamkan gezah pihak lain dari permukaan yang mestinya bisa diarung bersama.

Tapi, bicara fakta tentu beda. Tuntutan agama dalam menjalani Ramadhan yang dikenal dengan keluarbiasaan seribu bulan itu, tak sepenuhnya mengena, karena disaat berpuasa pun, hal-hal yang dibumbui emosi marah, iri dengki, kecemburuan dan hal-hal yang menurut harfiahnya tak patut untuk terbaca terbuka ternyata masih menggurita.

Harfiahnya, bahkan mungkin bisa menjadi moment yang baik, disaat Ramadhan ini bisa dijadikan ajang menyatu dalam atap dan langit yang sama. Walau sudut memandang atap dan langit bsa saja berbeda, namun Ramadhan yang suci, akan menjadi indah jika menjadi moment menyatu dalam sebuah harap yang lebih baik.

Faktanya, ya itu tadi beda tapi sangat menarik untuk disimak. Entah karena memang perilaku dan rasa yang mengental takkan mencair walau dibulan puasa sekalipun, walau sebetulnya jika dirunut, pun tidak ada hal yang luar biasa untuk dipertahankan menjadi sebuah perbedaan yang hakiki, karena semua berujung pada kekuatiran akan goyangnya kepentingan.

Tapi jika, seiring perjalanan waktu yang masih memicu keprihatinan, hikmah luar biasa bulan penuh berkah ini, masih tak berbumbu dalam memperkokoh silaturrahmi. Buktinya, banyak yang dikenal, mengaku dan terbiasa dekat, justru memilih menjauh.

Alasannya, yaitu tadi. Seakan silaturrahmi menjadi sebuah anomaly dari mimpi yang selama ini sama memajukan negeri. Sementara yang selama ini mengaku bahkan dikenal jauh, justru lebih memilih menjauh, karena tiada harap yang mungkin bisa ditumpangkan karena dalih kepentingan yang berbeda. Entah sampai kapan perbedaan itu menjadi sekat.-(*)

To Top