Kaba Terkini

Kopi Sahur 11042022, “ Gejala-Gejala Yang Mulai Bergejala “

Catatan : Harmen

Sangat terasa ada kemunduran dalam banyak hal. Dalih, dampak pandemic covid-19, akan selalu menjadi kambing hitam sebagai pembenaran terhadap kemunduran dibanyak ragam.

Entah karena memang eranya saat ini, yang memunculkan banyak hal yang membuat banyak warga yang berteriak. Dampak kenaikan harga barang, “terpakiaknya” masyarakat akan semakin sulitnya mencari lahan usaha, lapangan kerja yang semakin sulit, walau sebetulnya di daerah ini sangat terbuka lapangan kerja, terbuktinya banyaknya tenaga harian lepas (THL) yang diterima dan entah berapa gali yang mereka terima.

Kondisi di daerah ini jadi kontradiktif, ditengah penegasan dan edaran pemerintah pusat untuk pengurangan bahkan tidak ada lagi rekrutmen baru. Tapi, entah memang sudah ada solusi.

Penulis pun hanya mengamini, karena sangat banyak yang membutuhkan pekerjaan, disaat semakin dipersempitnya peluang untuk pihak lain, yang juga butuh. Mudah-mudahan nyaman dan mendapatkan honor yang memadai dan bertahan lama ditengah bayang-bayang regulasi.

Ini mungkin menjadi sebuah gejala lain di daerah ini. Hanya saja, untuk mencari jawab, sebagai media, ruang untuk berkonfirmasi justru semakin sempit, karena masih memakai pola lama, yakni : oper bola dengan dalih kebijakan pimpinan. Ini, menjadi gejala lain disaat semakin sempitnya keterbukaan pada media.

Gejala lain, banyak warga yang langsung tersurut, disaat aspirasi, harapan dan permintaan untuk direspon, justru tak mendapat jawab yang diharap. Yang muncul justru reaksi lain, dari pihak yang tak punya kaitan, sehingga mencuatkan persoalan baru dan itu gejala lain pula.

Dan yang mengherankan, justru ditengah semakin semakin banyaknya “gejala” yang menurut akal sehat tak bisa dicerna, justru warga di daerah ini memilih bungkam. Seakan membiarkan gejala itu semakin menggurita yang pada saatnya memunculkan persoalan lain, yang justru membangun apatisme terhadap kondisi daerahnya sendiri.

Dampak apatis itu justru menjadi hal yang luar biasa. Gejajal-gejala yang ditemukan secara kasat mata saat ini, justru menjadi “ bergejala “ yang bermuara semakin memudurkan semangat untuk mengikrarkan kemajuan lebih dari apa yang ada saat ini.

Jika memang, dampak “ gejala-gejala yang bergejala “ saat ini, sukses memunculkan semangat apastime dari masyarakat, justru memiriskan bahkan mungkin memprihatinkan, ditengah berbusa-busanya semangat untuk berbuat lebih, berikrar di podium, sementara yang terpapar justru tak bisa menjadi nyata, karena semua sudah bergejala dengan semangat pembiaran (apatisme), karena mereka tak biasa membangun gejalanya sendiri.Entahlah.-(*).-

To Top