Lubukbasung, kaba12.com — Anggota Komisi IX DPR RI, Ade Rezki Pratama mengharapkan masyarakat agar dapat memanfaatkan gedung workshop balai latihan kerja (BLK) yang ada di Pondok Pesantren Nurul Huda Lubukbasung, Kabupaten Agam untuk meningkatkan ilmu pengetahuan.
Ia mengatakan, meski lokus keberadaan BLK ini berada di areal pondok pesantren untuk peningkatan kemampuan vokasi para santri dan santriwati, namun masyarakat sekitar juga dapat memanfaatkannya sebagai sarana menambah ilmu pengetahuan.
“Masyarakat sekitar bisa ikut serta memanfaatkan infrastruktur dan software yang ada di BLK ini terutama untuk menambah pengetahuan. Seperti halnya para lulusan SMA/SMK agar bisa menjadikan BLK ini sebagai sentra pendidikan atau semacam work space,” kata Ade kepada wartawan usai meresmikan BLK Ponpes Nurul Huda Lubukbasung, Jum’at (14/10).
Menurutnya, selain bisa dimanfaatkan sebagai tempat menambah ilmu pengetahuan, keberadaan BLK ini juga dapat dijadikan sebagai salah satu sentra bagaimana UKM dan UMKM masyarakat bisa dipasarkan disini melalui marketplace.

“Jadi, UKM dan UMKM masyarakat seperti penjualan ikan teri, kain bordir, kerupuk, dan produk lainnya bisa dipasarkan melalui marketplace disini, sehingga BLK ini bisa menjadi servernya,” jelasnya.
Disamping itu, keberadaan BLK ini tidak hanya digunakan sebagai wadah meningkatkan ilmu komputerisasi, tetapi pemanfaatannya dinilai akan lebih luas bagi masyarakat yang ada di sekitar pondok pesantren.
Diketahui, workshop BLK Ponpes Nurul Huda yang berlokasi di Batu Karak, Jorong 1 Siguhung, Kecamatan Lubukbasung ini dibangun menggunakan dana APBN senilai Rp 1 miliar melalui Kementerian Ketenegakerjaan RI.
Bangunan workshop BLK dibangun sesuai standar dan spesifikasi, serta dilengkapi oleh sejumlah sarana prasarana seperti, ruangan praktek, toilet, ruang guru, dan software- hardware dengan jumlah sebanyak 17 unit.
Workshop ini nantinya akan melatih para santri dan santriwati di bidang ilmu komputer dan teknologi digital.
Ade mengatakan, gedung workshop BLK di pondok pesantren ini merupakan suatu peluang bagi para santri dan santriwati untuk mengimbangi ilmu keagamaan dengan ilmu vokasi. Apalagi saat ini dunia menginginkan orang-orang yang terampil baik secara ilmu pengetahuan maupun ilmu vokasi.
“Maka dari itu kita mencoba mengimbangi ilmu agama, ilmu komputer, dan ilmu matematis agar generasi kita di Kabupaten Agam bisa menjadi generasi yang siap untuk bersaing dengan generasi lain di berbagai daerah di Indonesia,” jelasnya.
(Bryan)
