Bukittinggi, KABA12.com — Sejumlah kawanan kera atau monyet Ngarai Sianok secara bergerombolon mulai memasuki kawasan perkotaan.
Kehadiran kawanan kera itu cukup mencemaskan warga dan pengunjung kota Bukittinggi.
Kawanan kera yang diperkirakan dari Ngarai Sianok itu, tidak hanya bermain di kawasan objek wisata Panorama dan pinggiran Ngarai Sianok, namun sudah hijrah ke dalam kota.
Seperti kawanan kera sudah memasuki kawasan perumahan Belakang Balok, areal Bioskop Sovia dan baru-baru ini juga terlihat jelas bergerombolan di Hotel Rocky dan tempat lainnya dalam kota Bukittinggi.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan kota Bukittinggi Melwizardi melalui Kabid Perikanan, Peternakan dan Keswan, H. Ahmad Fauzi menjelaskan, hijrahnya kawasan kera ke dalam kota, diakibatkan habitatnya cukup terganggu di dasar Ngarai Sianok serta berkurangnya makanan kawanan kera itu di dasar Ngarai Sianok.
“Selain itu, hijrahnya kera Ngarai Sianok itu ke perkotaan juga diakibatkan oleh pengunjung objek wisata Panorama ataupun objek wisata yang ada sepanjang pinggir Ngarai Sianok sering memberi makan kera.
Sehingga ketika pengunjung tidak memberi makan, maka para kera itu terus mencari makan ke dalam kota,” ujar Ahmad Fauzi.
Untuk penanganan sementara, lanjut Ahmad Fauzi, pihaknya telah mengirim surat kepada BKSDA Sumatera Barat pada bulan Juli 2018 lalu.
Sementara pihak BKSDA Sumatera Barat, juga telah membalas surat dari Dinas Pertanian dan Pangan Bukittinggi , dimana pihak BKSDA membutuhkan kajian atau riset tentang kera kera Ngarai Sianok itu, termasuk kajian populasi kera terhadap masyarakat.
“Kemudian, untuk melakukan riset itu, BKSDA membutuhkan biaya, sedangkan anggaran untuk riset itu tidak tersedia di BKSDA.Maka pihak BKSDA meminta bantuan Pemerinrtah daerah untuk biaya riset yang akan dilakukan BKSDA,” tambah Ahmad Fauzi.
Dinas Pertanian dan Pangan Bukittinggi telah mengeluarkan himbauan kepada masyarakat dan pengunjung objek wisata untuk tidak memberi makan kera .
Termasuk kepada dinas pariwisata, juga telah meminta agar turut membuat surat himbauan kepada pengunjung objek wisata agar tidak memberi makan kera.
Untuk masalah kera ini menjadi tanggung jawab dinas lingkungan hidup.
Namun, karena untuk pencegahan penyakit rabies ada di dinas pertanian dan pangan, terutama pada Bidang Perikanan,Peternakan dan Keswan.
Untuk itu, dinas pertanian dan pangan harus turun tangan mencarikan solusinya, apalagi kera merupa kan salah satu penyebab rabies.
(Ophik)
