Bukittinggi, KABA12.com — Pemerintah Kota Bukittinggi akan melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban yang akan disembelih pada Idul Adha 1437 Hijriah, setiap hari mulai Kamis tanggal 8 hingga 15 September 2016 mendtang, dalam bentuk pemeriksaan sebelum (antemortem) dan sesudah pemotongan hewan (postmortem).
Kepala Dinas Pertanian kota Bukittinggi Melwizardi kepada KABA12.com menjelaskan, untuk jumlah hewan kurban belum bisa dipastika, karena diperkirakan jumlah hewan kurban yang akan dipotong akan terus bertambah jelang Idul Adha.
“Meski jumlah sapi kurban diperkirakan masih akan bertambah, namun tim pemeriksa sudah dijadwalkan turun mulai 8 September 2016 sehingga nanti tidak ada temuan-temuan sapi yang tidak layak untuk disembelih,” jelas Melwizardi.
Kepala Puskeswan Bukittinggi, Evi Silvia menambahkan, tim pemeriksa hewan kurban berjumlah 10 orang yang dibagi dalam lima tim dan terdiri dari dokter hewan dan paramedis veteriner.
“Hewan kurban biasanya ditempatkan atau transit di lokasi tertentu sebelum dibawa ke mushalla dan masjid penyelenggara kurban. Pada saat itu kami melakukan pemeriksaan sebelum penyembelihan, yaitu memeriksa kondisi hewan saat berada dalam keadaan tegak,” jelasnya.
Di samping itu, sesuai surat edaran gubernur, selain kondisi kesehatan juga akan diperiksa umur hewan dan hanya dibolehkan menyembelih hewan berjenis kelamin jantan. Setelah penyembelihan, pemeriksaan dilakukan di setiap mushala dan masjid dengan memeriksa organ-organ hewan seperti hati dan paru-paru.
“Ini merupakan kegiatan tahunan, kami sudah melakukan sosialisasi ke mushalla dan masjid terkait kondisi kesehatan hingga kelayakan perlakuan terhadap penyembelihan hewan yang bersih dan sesuai aturan agama. Hingga saat ini belum ada ditemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan aturan,” terangnya.
Menurutnya jumlah sapi yang akan disembelih pada Idul Adha 1437 Hijriah diperkirakan menurun dibanding tahun sebelumny, karena harga sapi yang masih tergolong mahal. Tahun lalu ada sekitar 900 ekor sapi yang terpantau. Sapi tersebut berasal dari wilayah Kabupaten Solok, Kabupaten Padang Pariaman dan Payakumbuh.
( Debi Kurnia )
