Lubukbasung, kaba12 — Bupati Agam diwakili H. Edi Busti, Sekretaris Daerah Kabupaten Agam, buka sosialisasi gerakan nasional budaya sensor mandiri yang digelar Lembaga Sensor Flim (LSF) di aula Hotel Sakura Syariah Lubukbasung, Rabu, (24/4).
Sosialisasi yang digelar LSF yang mengambil tema memajukan budaya menonton sesuai usia itu diikuti berbagai lembaga terkait dengan media, dunia pendidikan dan berbagai sekolah di wilayah Barat Kabupaten Agam.
Bupati Agam seperti disampaikan Sekab. Agam H. Edi Busti menyebutkan, sosialisasi yang digelar LSF merupakan hal penting yang sangat pas dengan kondisi kekinian masyarakat secara nasional saat ini.
Disebutkan, sosialisasi LSF yang menggelar sosialisasi terkait dengan budaya sensor mandiri itu, sangat membantu masyarakat termasuk pemerintah dalam upaya mengantisipasi potensi dampak yang sangat luar biasa pengaruhnya jika tidak dilakukan langkah-langkah antisipasi sejak dini.
Hal itu, ulasnya berkaitan dengan kemajuan teknologi informasi, kemajuan teknologi perfliman serta akses internet yang semakin berkembang sampai ke berbagai pelosok.
Kemajuan teknologi informasi itu, berpotensi dikonsumsi oleh masyarakat berbagai lapisan dengan beragam tingkatan usia, ” evaluasi dan sensor secara mandiri, menjadi tanggung jawab bersama seluruh elemen yang ada dalam masyarakat untuk memaksimalkannya, ” sebut Edi Busti.
Disebutkan, Pemkab. Agam sangat mengapresiasi dijadikannya sebagai salah satu lokus pembahasan sensor mandiri, mengingat apa yang dilakukan LSF merupakan salah satu hal positif yang akan sangat membantu pemerintah daerah.
Secara khusus, Pemkab. Agam mendorong terbangunnya komitmen untuk saling mengawasi, menyeleksi dan sensor secara mandiri, karena hal itu penting sebagai bagian dari upaya bersama menyelamatkan masa depan bangsa ini dari berbagai potensi yang merugikan.
Ditambahkan, saat ini Pemkab. Agam berupaya maksimal mendorong peningkatan mutu SDM bidang agama dan pendidikan, karena dengan pendidikan dan agama yang kuat akan menjadi benteng kokoh secara mandiri terhadap hal-hal yang berpotensi merugikan masyarakat.
” Pemkab. Agam mendorong optimalnya pemahaman adat dan agama sesuai falsafah adat basandi syarak , syarak basandi kitabullah yang diawasi bersama secara mandiri, diyakini akan menjadi kekuatan besar dalam membangun kemandirian dalam menyeleksi dan sensor terhadap hal-hal yang berpotensi merugikan generasi masa depan, ” sebut Edi Busti.
Sekab. Agam itu berharap, dengan dukungan dan peran bersama gerakan nasional sensor mandiri akan memberi dampak positif terhadap masyarakat sesuai harapan semua pihak.
Sementara dalam laporannya Dr. Naswardi, MM, ME, Ketua Komisi III Lembaga Sensor Flim ( LSF), menyebutkan sosialisasi yang digelar merupakan bagian dari tanggungjawab pihaknya dalam membangun budaya seleksi terhadap hal-hal yang layak dan patut dikonsumsi publik sesuai usia.
Gerakan nasional sensor mandiri, ulas Naswardi, merupakan salah satu langkah antisipasi terhadap dampak terhadap masyarakat sesuai usia, dimana masyarakat diharapkan bisa secara mandiri bisa melakukan sensor sendiri terhadap berbagai konten yang akan dikonsumsi, mengingat dampaknya yang sangat luar biasa, sesuai usia.
LSF, sebut Naswardi, mendorong masyarakat dengan mengubah mindset terkait dengan kemandirian masyarakat dalam menyeleksi dan sensor mandiri, mengingat luarbiasanya pengaruh yang akan dialami masyarakat jika tidak dilakukan langkah- langkah antisipasi.
LSF juga tengah memaksimalkan program gerakan nasional sensor mandiri itu dengan membangun desa sensor mandiri dan berbagai terobosan lain yang diharapkan didukung oleh berbagai pihak.
Sosialisasi yang digelar sehari penuh itu dihadiri berbagai narasumber terkemuka diantaranya Wakil Gubernur Sumbat Dr. Audy Joinaldy, Noorca M. Massardi, anggota LSF RI rab dr. Rahmadonal M. Iqbal, juara LIDA Indosiar 2021 dan Verio Gasferi, konten kreator Garundang.
(HARMEN)