Maninjau, KABA12 — Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Maninjau, Kabupaten terus berinovasi dalam mengelola program pembinaan dan pemberdayaan warga binaan. Salah satu langkah nyata yang dilakukan adalah pengembangan lahan Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) menjadi wisata edukasi berbasis pertanian dan lingkungan.
Kepala Rutan Maninjau Joko Prayitno menyampaikan, pengembangan lahan SAE ini bertujuan tidak hanya sebagai tempat pembinaan keterampilan bagi warga binaan, tetapi juga sebagai sarana edukasi bagi masyarakat, serta mendukung ketahanan pangan.
“Kami ingin menghadirkan ruang belajar terbuka bagi anak-anak dan masyarakat untuk mengenal jenis tanaman sayuran dan proses bercocok tanam,” kata Joko Prayitno kepada KABA12, Selasa (4/11).
Langkah tersebut bahkan mendapat sambutan positif dari sejumlah pihak. Terbukti, dua sekolah taman kanak-kanak (TK) sudah berkunjung ke lahan SAE beberapa waktu lalu, yaitu TK Muhammadiyah Maninjau dan TK Kembang Melati Sungai Rangeh. Para siswa terlihat antusias diajak berkeliling kebun, mengenal jenis tanaman, memanen tanaman, dan belajar langsung tentang tanaman serta ketahanan pangan.
Ia juga menilai edukasi sejak dini yang diberikan kepada anak TK bertujuan agar mereka merasakan pengalaman yang menyenangkan dalam budidaya tanaman sebagai bekal dalam kehidupan.
“Hal ini tentu juga sejalan dengan tujuan program Asta Cita Presiden Prabowo, dan menjadi bagian dari implementasi 13 program akselerasi pemasyarakatan yang digagas oleh Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Adrianto,” ujarnya.
Dengan dibukanya lahan SAE sebagai wisata edukasi, ia berharap dapat memperkuat hubungan antara rumah tahanan dan masyarakat, serta memperluas fungsi pembinaan menjadi kegiatan yang bermanfaat dan inspiratif bagi semua kalangan.
“Kami berharap ke depan semakin banyak sekolah dan masyarakat di Tanjung Raya yang berkunjung, sehingga lahan SAE bisa menjadi pusat edukasi dan rekreasi yang bernilai positif,” jelasnya.
(Bryan)
