Lubukbasung, kaba12.com — Warga kecamatan Lubukbasung, khususnya di nagari persiapan Sungai Jariang, Minggu,(22/9) gelar shalar Istisqa dan mendoakan pada Allah SWT untuk menurunkan hujan di wilayah propinsi Riau, Jambi dan wilayah Kalimantan yang kini dilanda musibah kebakaran hutan dan lahan.
Shalat minta hujan dan doa bersama itu dilakukan sebagai wujud keprihatinan akan dampak Karhutla di wilayah Sumatera dan Kalimantan yang semakin parah bahkan efeknya kini sangat mengganggu aktivitas masyarakat Sumatera Barat termasuk di Lubukbasung.
Shalat minta hujan dan doa bersama itu digelar lembaga didikan subuh(LDS) nagari persiapan Sungai Jariang, Lubukbasung di komplek PT KAMU sebagai tuan rumah, dihadiri pj walinagari Mairizal tokoh niniak mamak D.Manambun ketua LDS Sungai Jariang Dedet Satria, KUA Lubukbasung, unsur pimpinan PT KAMU dan ribuan santri di Lubukbasung.
Menurut Mairizal, pj. walinagari Sungai Jariang, Lubukbasung, kegiatan shalat Istisqa dan doa bersama tersebut, sebagai wujud berserah diri mendoakan agar wilayah dan masyarakat Indonesia selalu dilindungi dan diberi berkah oleh Allah SWT.
Dijelaskan Mairizal, shalat Istisqa dan doa bersama itu, sebagai wujud berserah diri pada yang maha kuasa, dengan menurunkan hujan di wilayah Sumatera dan Kalimantan yang kini dilanda musibah karhutla yang dampaknya dirasakan masyarakat Sumbar termasuk di Lubukbasung dengan dampak kualitas udara yang kian memburuk saat ini.
” Kami berharap, doa bersama masyarakat itu dijabah oleh Allah dan seluruh masyarakat dijauhkan dari musibah,” ungkap Mairizal.
Harapan senada diungkap Dt.Manambun, tokoh ninik mamak Sungai Jariang yang mengaku prihatin dengan dampak kebakaran hutan yang semakin parah tersebut, dan masyarakat turut prhatin serta ikut berdoa sebagai wujud berserah diri pada Allah sehingga menurunkan berkah hujan di wilayah pulau Sumatera dan Kalimantan, sehingga karhutla bisa padam dan dampak kabut asap bisa hilang termasuk di wilayah kabupaten Agam.
Shalat minta hujan dan doa bersama masyarakat itu diikuti ribuan warga dan para santri yang berkumpul di kompleks kantor perusahaan perkebunan PT.Kamu di Sungai Jariang tersebut.
HARMEN