Bukittinggi, KABA12 — Wali Kota Bukittinggi inspeksi mendadak ke kawasan Pasa Ateh, Senin (21/04). Banyak persoalan yang ditemui wako bersama wawako, termasuk laporan dari pedagang, untuk segera ditindaklanjuti.
Beberapa persoalan yang dimaksud diantaranya, gedung Pasa Ateh yang masih ditempati sekitar 40 persen dari jumlah 835 toko. Banyak pedagang kaki lima yang menggelar dagangan di luar gedung pasar. Ada sejumlah kios yang disewakan di luar pengaturan Dinas Pasar, termasuk masalah parkir yang tidak dikelola dengan baik.
Wali Kota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias, cukup kaget dengan temuan yang ada di lapangan. Pasalnya, saat dibangun lalu, sudah ada komitmen dengan seluruh pedagang untuk tidak menyewakan toko dan kios yang ada.
“Ini akan segera kita tertibkan. Sudah kami himbau dari beberapa minggu lalu, kalau tidak ada yang boleh berdagang di luar Gedung Pasa Ateh. Nah ini, akan segera kita masukkan semua lagi. Semua harus berkeadilan,” tegas Ramlan.
Wako melanjutkan, untuk toko yang tidak dihuni oleh pemiliknya, akan segera ditindaklanjuti kepada pemilik. Para pedagang diharapkan segera menempati toko yang ada, sehingga semua yang telah disiapkan pemerintah dapat dimanfaatkan dengan maksimal.
“Kita himbau pada seluruh pedagang untuk segera menghuni toko yang dimiliki. Ada 400 lebih yang tutup, kita akan surati. Jika memang tidak berminat, tentu kunci kita tarik, kita serahkan pada yang minat. Kalau perlu para PKL kita punya toko di Pasa Ateh,” ungkapnya.
Pasa Ateh ini termasuk retribusi jasa usaha. Pemerintah tidak boleh rugi terus. “Kita inginkan semua tertib,” tambahnya.
Terkait parkir, Wako juga tegaskan untuk membuka parkir gedung Pasa Ateh 24 jam. Ia juga meminta untuk tidak ada pungli di Pasa Ateh ini, termasuk parkirnya sendiri.
“Saya ingatkan pada dinas terkait, yang namanya gedung milik pemerintah, tidak boleh ada pihak lain yang mengelola atau memungut apapun disitu. Itu pungli namanya. Saya sudah bicarakan ini dengan kejaksaan dan kepolisian. Semua pendapatan harus masuk ke kas daerah. Kedepannya kita akan kembali berlakukan e-money kerjasama dengan selurub perbankan,” ungkap Wako.
Selanjutnya, Ramlan juga segera meminta tim untuk mengkaji terkait Pasa Putiah dan lapak yang berada di dinding luar Pasa Ateh. Sehingga konsep Pasa Ateh sebagai salah satu green building dapat terealisasi.
“Pasa Putiah akan kita benahi juga. Termasuk juga aktivitas dagang kerupuk sanjai di dinding luar Pasa Ateh, juga ada yang aneh. Kan tidak boleh ada barang pemerintah disewakan. Pemerintah tidak boleh ada sifat pembiaran. Ini akan kita evaluasi. Semua akan dibahas mendalam oleh tim kajian pemerintah daerah,” tegasnya.
(Ophik)
