Tanjung Raya, KABA12.com — Wahyudi (36) warga Koto Baru, Jorong Mudiak, Nagari II Koto, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, tengah berjuang melawan komplikasi penyakit yang dideritanya 3 tahun belakangan.
Bapak tiga anak yang dulunya berprofesi sebagai pedagang keliling bumbu masakan kemasan di Ujung Gading tersebut tengah mengidap komplikasi tuberculosis (TBC) dan diabetes kering.
Kondisi laki laki yang akrab disapa Budi itu kini sangat memprihatinkan. Tubuhnya yang dulunya tegap berisi kini kurus dan kering. Tak banyak yang bisa dikerjakan Budi, kesehariannya ia habiskan dengan duduk dan berbaring di dalam rumah.
“Sebelumnya saya tinggal di Ujung Gading, Pasaman, namun karena kondisinya yang semakin lama semakin buruk, diputuskan untuk pulang kampung,” ujar Budi ketika ditemui KABA12.com.
Kini istri Budi lah yang berperan sebagai tulang punggung keluarga, istrinya yang mengambil alih sebagai penjual keliling bumbu masak kemasan keliling tersebut.
Istri Budi pulang satu kali dalam seminggu. Selama istrinya pergi berjualan, sang ibu lah yang mengurus keseharian ke tiga anaknya.
Beruntung untuk pengobatan TBC yang dideritanya gratis dari pemerintah. Setiap harinya Budi harus pergi ke Puskesmas untuk menerima beberapa suntikan obat selama 2 bulan pengobatan.
“Sebelumnya kami menggunakan BPJS Kesehatan, namun ekonomi yang memburuk membuat kami menunggak dalam pembayaran wajib tiap bulannya,” ulasnya dengan raut wajah sedih.
Meskipun biaya pengobatan TBC sudah digratiskan dari pemerintah, Budi merasa kesulitan dalam pembiayan pengobatan diabetes dan pendidikan anaknya.
“Kini si sulung sekolah di MTsN, anak kedua di SD dan si bungsu sudah harus masuk sekolah, sementara hasil berjualan bumbu kemasan tidaklah seberapa,” ungkap Budi.
Tidak banyak harapan Budi, bisa melihat seluruh anaknya menyelesaikan sekolahnya dan ia tidak ingin menjadi beban hidup istri serta anak anaknya nanti.
(Johan)