Kaba Terkini

Wabup: Pengurangan Jumlah Keramba Butuh Perda Zonasi

Lubuk Basung, KABA12.com — Upaya penyelamatan danau Maninjau menjadi salah satu program prioritas yang kini tengah dihadapi pemerintah kabupaten Agam. Bagaimana tidak, berbagai persoalan seperti, penurunan kualitas ekosistem, penurunan kualitas air, terganggunya estetika danau, dan tata kelola aktifitas ekonomi dan lingkungan menjadi bayangan suram yang kini tengah dihadapi masyarakat setempat terutama yang berada di salingka danau Maninjau.

Untuk itu, pemerintah kabupaten Agam telah membentuk Tim Save Danau Maninjau yang dipimpin langsung Wakil Bupati Agam, dan telah melakukan berbagai upaya diantaranya, pembersihan permukaan, dan berencana akan melakukan penyedotan sedimen yang terdapat didalam danau, pengurangan KJA hinggga mencapai 6000, dan penataan ekonomi masyarakat sekitar danau.

Disamping itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut dibutuhkan koordinasi antara pemerintah provinsi dan kabupaten Agam, karena danau Maninjau merupakan kawasan lindung kabupaten Agam dan juga destinasi Sumatera Barat, bahkan Nasional.

Wakil Bupati Agam Trinda Farhan Satria pada KABA12.com menyebutkan, kondisi saat ini pemerintah belum memiliki payung hukum dari provinsi mengenai zonasi kawasan danau Maninjau, sehingga perizinan yang akan diberikan oleh kabupaten sulit dilakukan dan pengurangan jumlah KJA pun menjadi tidak optimal.

“Pengurangan jumlah keramba butuh dukungan perda zonasi, ini wewenangnya provinsi. Kita sangat butuh aturan mengenai zonasi ini.’’ ucap Trinda Farhan Satria.

Tak hanya itu, pemerintah kabupaten Agam juga butuh difasilitasi pemerintah pusat terkait dengan upaya pengerukan sedimen, “pengerukan sedimen membutuhkan dana sekitar Rp 1,4 triliun sehingga perlu fasilitasi provinsi ke pusat,” ujarnya Wabup Agam.

Sementara mengenai penataan ekonomi masyarakat sekitar danau, saat ini pemkab Agam tengah berupaya mentransformasikan ekonomi masyarakat yang terdampak melalui Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM.

“Dari yang biasanya usaha ikan, bagaimana kita transformasikan ke usaha seperti menjahit dan sebagainya, yang jelas perekonomian masyarakat disekitar danau tetap berjalan,” ulasnya.

(Jaswit)

To Top