Lubukbasung,kaba12 — Bagi kalangan Wartawan ( awak media ), tugas meliput dampak bencana mencari sesuatu hal yang luar biasa. Tak hanya harus berjuang melawan beratnya medan di lapangan, tapi yang harus melawan perang bathin yang setiap saat berkecamuk.
Apalagi, jika menyaksikan langsung, mereportase kejadian yang membuat sendi-sendi Nurani teriris, melihat korban meninggal yang dievakuasi, menyaksikan rapat keluarga yang ditinggalkan, menyaksikan tatapan kosong para korban yang menatap reruntuhan rumah mereka, apalagi menyaksikan anak-anak tanpa alas kaki, dengan baju penuh lumpur yang termangu menyaksikan sekelilingnya dan entah apa yang ada dalam pikirannya.
Dan beragam kelumit kisah yang terkadang tak bisa tersaji dalam sebuah berita akan hal-hal yang sesungguhnya terjadi. Dan terkadang, tak bisa disembunyikan dengan perasaan tegar semata, terkadang larut dan terkadang harus dicarikan solusi aktivitas, agar perasaan tak ikut larut dan hanyut.
Dan itu, mungkin salah satu strategi Donald Caniago, Reporter TV One yang sejak bencana hidrometeorologi 2025 menghantam wilayah Sumatera Barat, terjun langsung ke lapangan untuk mendapatkan gambar dan video ekslusif untuk dilaporkan ke medianya dan kepada public.
Berikut sekelimut strategi Donald Caniago, dengan pola jurnalisme empati-nya,yang meliput di lokasi bencana di Agam sejak hari kedua, sengaja mencari cara agar “tak dihanyutkan perasaan”, dengan inisiatif galang donasi untuk anak anak. Dana tersebut dibelikan coklat dan dibagikan ke anak anak di pengungsian.
Sembari liputan reguler ke tempat tempat terdampak. Aksi kecil ini, hanya sebagai bentuk kepedulian terhadap anak anak, yang dia ingin jajan tapi tidak ada uang. Ada uang, tapi kadang tidak ada yg jual.
“Alhamdulillah, sejumlah kawan-kawan ikut partisipasi. Mulai dari aktifis hukum tata negara, psikolog anak, teman-teman reporter media di Jakarta, sanak keluarga, bahkan teman lama di luar negeri pun ikutan, “sebutnya.
Meski jumlahnya tidak sebanyak lembaga lain, konsep “manyambia” ini sudah di lakukan sejak bebebrapa kali bencana di Sumbar. Walau hanya sebungkus coklat, ini mampu membuat senyum manis di bibir bocah para pengungsi, “selama saya masih berada di lokasi liputan bencana, aksi ini masih terus berlanjut, “ujarnya.
Penyalurannya dari diri sendiri setelah liputan, hingga dibantu sejumlah mahasiswa kehutanan yang magang di BKSDA resor Maninjau.
Disebutkan Donald Caniago, sasarannya memberi bantuan terutama di pengungsian di jorong Bancah Nagari Maninjau, lokasi pengungsian di SD 05 Salareh Aia, Palembayan, pengungsian di mushalla Jorong Simpang Salareh Aia, yang diyakinkannya akan terus berlanjut.
“Aksi ini juga bagian dari jurnalisme empati, yang seorang jurnalis tidak hanya datang, meliput, membuat berita saja namun mencoba ikut serta dalam bagian pemulihan pasca bencana meski dengan cara sederhana. Dengan sebungkus coklat, “sebutnya.
(HARMEN/*)