Kaba Pemko Bukittinggi

Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial Tingkatkan Kualitas SDM

Bukittinggi, KABA12.com — Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatra Barat, menggelar kegiatan Peer Learning Meeting, di Istana Bung Hatta, Selasa (22/10).

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menerapkan progran transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial, literasi untuk kesejahteraaan.

Suberti Makdriani, Pustakawan Ahli Utama Perpustakaan Nasional RI, menjelaskan, Peer Learning Meeting tingkat Provinsi Sumatra Barat, merupakan bagian dari kegiatan transformasi perpustakaan umum berbasis inklusi sosial. Perpustakaan ditetapkan sebagai urusan wajib non pelayanan dasar, untuk menyediakan layanan perpustakaan yang sesuai dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi serta kebutuhan masyarakat.

“Atas dasar hal tersebut, maka perpustakaan nasional sebagai pembina semua jenis perpustakaan dengan dukungan dari Bappenas berinisiatif untuk melakukan program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial. Kegiatan ini memiliki tujuan memperkuat peran perpustakaan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia melalui peningkatan kemampuan literasi yang meningkatkan kreativitas masyarakat dan mengurangi kemiskinan akses informasi,” jelasnya.

Pelaksanaan Peer Learning Meeting ini, bertujuan untuk memfasilitasi proses saling belajar dan berbagi pengalaman antar perpustakaan.
Memotivasi dan membangun kepercayaan diri peserta untuk terus melaksanakan rencana kerja transformasi perpustakaan kabupaten maupun desa. Memperkuat proses mentoring dan monitoring perpustakaan kabupaten dan desa.

“Dengan tranformasi ini, kami dari perpusnas menjemput bola ke trngah masyarakat untuk dapat membaca buku san hasil bacaan iu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sumatra Barat, Wardarusmen, menyampaikan, program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial ini, menjadi salah satu upaya penguatan kesejahteraan sosial. Khusus di Sumatera Barat, sudah ada 16 nagari yang menerapkan program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM.

“Program perpustakaan berbasis inklusi sosial ini telah dilaksanakan di 16 nagari sample, yang tersebar di Sumatera Barat. Alhamdulillah berjalan maksimal dan mulai menampakkan hasil yang positif. Kami berharap, kedepan seluruh nagari di Sumbar dapat menjalankan program ini, bahkan tidak tertutup kemungkinan untuk menjadi percontohan di tingkat nasional,” ungkapnya.

Perpustakaan saat ini dimanfaatkan sebagai pusat belajar masyarakat yang menyediakan informasi dan fasilitas belajar masyarakat berperan sangat penting untuk mendorong peningkatan literasi masyarakat. Perpustakaan berperan penting dalam menciptakan masyarakat yang mempunyai kemampuan literasi lebih tinggi yang akan mendorong perubahan kualitas hidupnya menjadi lebih baik.

“Program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial dapat menjangkau masyarakat di pedesaan dalam rangka mendekatkan masyarakat terhadap akses informasi yang berkualitas,” ujarnya.
(Ophik)

To Top