Life

Tips Orang Tua Memulai Edukasi Seksual Untuk Anak Tanpa Canggung

KABA12.com — Dalam hidup manusia ada pertumbuhan dan ada perkembangan. Pertumbuhan dikaitkan dengan perubahan bentuk fisik misalnya pada remaja perubahan suara, bentuk tubuh adanya jakun pada remaja laki-laki dan payudara pada remaja perempuan.

Seperti dikutip dari Vemale.com, pertumbuhan ini juga memunculkan berbagai perasaan yang berbeda pada setiap remaja. Seorang remaja perempuan ketika menstruasi akan dihadapkan untuk bertanggung jawab mengganti pembalut secara mandiri dan rutin. Mereka juga selayaknya membungkus dan bila perlu membersihkan bekas pembalut sebelum dibuang ke tempat sampah. Bukan hanya itu, bahkan beberapa remaja harus dihadapkan pada rasa nyeri yang menyerang di awal-awal hari menstruasi dan juga perubahan pola makan dan mood. Bukanlah sebuah kegiatan yang menyenangkan namun inilah memang yang harus dialami oleh perempuan tiap bulannya. Yang pasti mau tidak mau, suka tidak suka, tetap harus dilakukan.

Sebuah perubahan menarik juga dialami oleh remaja pria, ketika di pagi hari mereka dikagetkan dengan celana dalam yang basah dan berbau aneh setelah semalam bermimpi seru. Situasi ini menimbulkan kesan canggung bagi remaja pria. Kadang mereka juga merasa malu bila harus menyampaikan kejadian itu pada orang lain, khawatir dibilang sudah besar kok ngompol. Tapi dibilang ngompol kok berbeda dengan air seni. Sudah selayaknya mereka harus belajar untuk mencuci celana dalamnya sendiri, karena kurang pantas bila orang lain harus membersihkan ceceran sperma di celana dalam mereka. Sedikit berbeda dengan wanita yang punya periodik yang lebih bisa diprediksi, pada pria mimpi basah lebih sulit diprediksi.

Perubahan pada remaja ini sebaiknya dipahami tidak sebagai beban, tapi sebagai bagian dari pelajaran tanggung jawab seksual masing-masing gender. Tidak ada yang lebih ringan dan tidak ada yang lebih berat, masing-masing gender punya tanggung jawab seksualnya masing-masing. Di sanalah kemudian peran orangtua memberikan edukasi mengenai seksual. Edukasi mengenai seksual bukan berarti fokus pada aktivitas seksual dengan lawan jenis, namun perlu dimulai dari mengetahui mengenai alat kelamin yang dimiliki anak terlebih dahulu dan menjadikan itu sebagai satu karunia yang memang ada di dalam dirinya. Karena alat kelamin adalah salah satu karunia dari Sang Pencipta, sudah selayaknya diperlakukan dengan benar dan tepat.

(Virgo Fernandes)

 

To Top