Sitalang, KABA12.com — Remaja Nagari Sitalang kecamatan Ampek Nagari dengan semangat menabuh alat musik tambua, bunyi yang dihasilkan merupakan kreasi mereka sendiri, namun menjadi sugesti tersendiri bagi para kaum muda dalam menyemarakkan gezah seni tradisi Minangkabau.
Begitu irama yang terdengar setiap Sabtu sore di Sanggar Seni Talago Dewi di Jorong Kampuang Malayu, Nagari Sitalang, Kecamatan IV Nagari, Kabupaten Agam.
Tambua-tansa bantuan pemerintah nagari tersebut tetap dimainkan, walau belum ada guru khusus yang mengarahkan mereka untuk memainkan musik tradisional Minangkabau yang mendunia itu.
Tidak hanya tambua kesenian tradisional Minangkabau yang lain juga diajarkan, seperti tari piriang, silek galombang, randai dan lainnya.
“Berawal dari sanggar tari, kemudian dikembangkan dengan kesenian tradisional lain,” kata Fadhila Anggraini, (33), salah seorang guru sanggar kepada KABA12.com.
Sanggar yang berdiri sejak 24 Juni 2014 itu sengaja didirikan untuk menyalurkan bakat seni generasi muda serta mengantisipasi kecintaan mereka terhadap kebudayaan asing dari pada kesenian daerah.
Saat ini Sanggar Seni Talago Dewi memiliki anak didik 70 orang, dari tingkat SD hingga SMP, “murid kami merupakan masyarakat sekitar,” ujar sulung 2 bersaudara itu.
Fadhila menambahkan, pemerintah nagari Sitalang sangat mendukung keberadaan sanggar itu, walaupun baru seumur jagung, tari pirang dan silek galombang, sudah bisa digunakan masyarakat untuk tampil pada acara pernikahan dan kegiatan lainnya, .
Kendati demikian, keterbatasan kerampilan guru menjadi salah satu faktor perkembangan sanggar tersebut, “untuk guru, kami tidak memiliki keterampilan khusus, hanya memiliki pengalaman pernah belajar kesenian pada saat usia muda, dan mengajarnya secara sukarela, ” sambungnya.
Fadhila berharap sanggar Seni Talago Dewi bisa memiliki guru yang profesional serta bisa menjadi salah satu sanggar kebanggaan Agam.
(Johan)