Kaba Pemko Bukittinggi

RW 02 Kubu Gulai Bancah Nominasi Proklim Utama

Bukittinggi, KABA12.com — RW 02 Kelurahan Kubu Gulai Bancah dikunjungi Tim Verifikator Proklim Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2019. Kedatangan tim disambut Asisten II Setdako Bukittinggi, Ketua TP PKK Kota Bukittinggi, Camat MKS, Lurah Kubu Gulai Bancah dan perwakilan masyarakat, di depan kantor Lurah Gulai Bancah, Selasa (09/07) lalu.

Asisten II Setdako Bukittinggi, Ismail, mengatakan, dari 24 kelurahan yang ada di Kota Bukittinggi, Kelurahan Kubu Gulai Bancah memenuhi nominasi Proklim utama dengan nilai diatas 81% sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan.

Di kota Bukittinggi kegiatan proklim dimulai dengan sosialisasi proklim tahun 2017 dengan menghadirkan narasumber dari propinsi dan diikuti 8 kelompok masyarakat dari 8 kelurahan. Pada tahun 2018 sosialisasi proklim dilanjutkan untuk 16 keluarahan dan diikuti kelompok tani, kelompok wanita tani dan SKPD terkait. Diakhir tahun 2018 Walikota Bukittinggi menerbitkan Surat Edaran Walikota Bukittinggi nomor 180/ 2414/ HUK-2018 tentang pembentukan kampong iklim pada wilayah kecamatan di Kota Bukittinggi tertanggal 31 Desember 2018.

Beberapa kegiatan yang telah dilakukan dalam mendukung Proklim di kota Bukittinggi khususnya di kelurahan Kubu Gulai Bancah. Pemanfaatan lahan pekarangan. Seperti dengan Tabulampot, tanaman hidroponik, bunga dalam pot dan vertkal garden. Penampungan Air Hujan untuk menjaga ketersediaan air tanah dan dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari, menyiram tanaman dan sebagai kolam ikan. Rancang bangunan adaptif seperti Rumah Gadang yang merupakan cirri khas bangunan di Sumbar dengan bangunan yang dirancang meninggikan struktur bangunan.

“Selain program kampong iklim ini, Pemko Bukittinggi berkomitmen dalam menjaga dan menjalankan setiap program dan kegiatan di bidang lingkungan hidup yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Salah satunya Adipura. Sejak tahun 2016 secara berturut-turut Kota Bukittinggi berhasil merebut kembali penghargaan adipura yang selama 20 tahun Kota Bukittinggi tidak memperoleh,” jelasnya.

Sampai tahun 2019, 49 sekolah dari 104 sekolah di Bukittinggi telah memperoleh penghargaan adiwiyata mulai dari tingkat kota, propinsi, nasional dan mandiri. Khusus untuk RT 02 Kelurahan Kubu Gulai Bancah ada 4 sekolah yang telah mencapai penghargaan adiwiyata.

“Hal ini tidak terlepas daru peran aktif masyarakat dalam menjaga lingkungannya untuk tetap menjadi lingkungan yang nyaman, asri dan hijau. Masyarakat Kota Bukittinggi sudah terbiasa dalam memanfaatkan lingkungannya. Seperti memanfaatkan pekarangan dengan menanam sayuran, tanaman obat keluarga dan kolam ikan dalam pekarangan. Sehingga masyarakat menghemat belanja rumah tangga. Disamping itu juga mengolah sampah rumah tangga masing-masing,” ungkap Ismail.

Heri Mulyono, Ketua Tim Verifikasi, mengatakan, Program Kampung Iklim (ProKlim) telah diluncurkan sebagai gerakan nasional pengendalian perubahan iklim berbasis komunitas oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada Tanggal1 Desember 2016. ProKlim yang telah dilaksanakan sejak tahun 2012, bertransformasi dari memberikan apresiasi terhadap wilayah administratif paling rendah setingkat RW/dusun dan paling tinggi setingkat kelurahan/desa, menjadi mendorong dan memfasilitasi tumbuhnya Kampung Iklim melalui pengayaan inovasi program adaptasi maupun mitigasi perubahan iklim yang dilaksanakan secara kolaborasi antara pemerintah (Party) dengan “Non Party Stakeholder”.

“Harapan kami, 2030 proklim mencapai 3000 kampung iklim, program ini tidak akan berjalan baik jika tidak ada dukungan dari semua pihak. Proklim adalah program nasional, ini adalah amanat kementrian untuk kegiatan yang konteksnya bukan perlombaan, tapi bagaimana mengajak masyarakat untuk peduli lingkungan sekitar. Termasuk adaptasi dan mitigasi yang telah dilakukan masyarakat dapat terdokumentasi dengan baik,” ungkapnya.

Verifikator hanya sebagai tim penyampai apa yang ada dilapangan. Dengan proklim kami berharap kota Bukittinggi selalu meningkatkan 4 sektor, kehuranan, pertanian, peternakan, dan energy. Ia berharap, program ini dapat didukung oleh semua unsur masyarakat. Setelah wawancara, dilakukan dokumentasi di lapangan. Bersih itu tidak hanya saat penilaian tapi sehari hari memang sudah dilaksanakan. “Mari kita dukung proklim, jaga lingkungan dan cegah kebakaran lahan dan hutan,” tegasnya.

(Ophik)

0Shares
To Top